BANDUNG - Keberadaan Industri Kecil dan Menengah, untuk dukungan permodalan khususnya yang difasilitasi melalui lembaga perbankan di Jabar, diakui belum maksimal. Jumlah IKM, yang sudah terfasilitasi bantuan permodalan, masih terbatas, papar Ketua Dekranasda Jabar, Netty Prasetyani dalam keterangannya kepada wartawan (19/3).
Menurut Netty, ada beberapa faktor masih terbatasnya bantuan permodalan untuk IKM. Faktor tersebut, diantaranya terbatasnya pengetahuan dari pelaku IKM untuk mendapatkan akses permodalan serta terbatasnya kemampuan IKM untuk memenuhi syarat agunan yang disyaratkan untuk perbankan, karena perbankan dalam pengucuran kredit tetap menerapkan syarat adanya agunan untuk para kreditur.
Ke depan, peran Dekranasda diharapkan dapat menjadi fasilitator untuk mengatasi persoalan tersebut. Peran yang dituntut dalam fungsi fasilitator tersebut, diantaranya menjadi tenaga pendamping bagi IKM yang usahanya sudah berjalan dan mempunyai prospek untuk terus berkembang.
Sementara itu, Kadis Perindag Jabar, Ferry Sofwan atas dukungan permodalan IKM dalam keterangannya secara terpisah kepada wartawan mengatakan dukungan permodalan dari pihak perbankan kepada IKM, untuk berapa jumlahnya tidak ada laporannya kepada pihak Pemda, karena penerima kredit langsung bertransaksi dengan pihak perbankan dan tidak kewajiban penerima kredit wajib memberitahukan kepada pemerintah atas adanya fasilitasi kredit tersebut.
Seiring dengan adanya program pemerintah yaitu Kredit Cinta Rakyat (KCR) dengan bunga lunak sebesar 5,9% per tahun, dengan kebijakan tersebut memberikan peluang besar untuk pelaku IKM mendapatkan bantuan permodalan, apalagi kebijakan tersebut ditindaklanjuti dengan dukungan kelembagaan yaitu adanya Lembaga Penjamin Kredit.