Suku Asmat sangat terkenal di Manca Negara karena seni patungnya,
sangat Unik, Artistik dan mempesona, dan dapat dikatakan bahwa
patung tersebut merupakan hasil karya budaya dunia.
Ribuan ukiran seni patung bernilai tinggi karya putra-putri suku
Asmat, Papua, mendominasi acara pesta budaya suku Asmat yang berlangsung
pada setiap awal oktober, dan pada festifal tahun 2008 di Agats, Asmat,
6-12 Oktober 2008.
Pesta budaya suku Asmat tahun 2008 merupakan penyelenggaraan ke-25. Semenjak festival ini mulai diperkenalkan kepada publik tahun 1981 atas prakarsa Uskup Alfonsus Suwada OSC, uskup pertama di Keuskupan Agats-Asmat, patung selalu mendominasi.
Selain menampilkan ukiran seni patung, pesta budaya Asmat , juga
menampilkan atraksi tarian dan lagu yang dibawakan oleh kelompok penari
tifa dari ratusan kampung.
Pada puncak pesta budaya Asmat, selalu , digelar lelang dua ratusan
ukiran Asmat bernilai tinggi yang merupakan ukiran terbaik hasil seleksi
panitia. dan selalu lebih 50 % terjual dengan nilai transaksi mencapai
ratusan juta sampai Miliaran rupiah.
Ukiran termahal terjual seharga Rp 30 juta yang merupakan karya
Yohanis Taonban dari Kampung Atsj, Distrik Atsj. Ukiran yang
mengungkapkan cerita masyarakat suku Asmat melakukan aktivitas memangkur
sagu (tanaman yang menjadi makanan pokok penduduk setempat) sambil
menabuh tifa serta mencari ikan di tepi pantai tersebut dibeli oleh
Bupati Merauke, Yohanes Gluba Gebze, yang sengaja datang ke Agats untuk
menghadiri pesta budaya suku setempat. (2008).
Untuk mencapai Asmat, para turis harus menyinggahi Timika.
Selanjutnya, dengan menggunakan pesawat perintis menuju Distrik Ewer
dengan waktu tempuh 40-45 menit. Dari Ewer harus menempuh perjalanan
menggunakan speedboat selama 15-20 menit ke Agats.
Distrik di Indonesia: Citak Mitak, Mappi, Mare, Maybrat, Pantai Kasuari, Asmat, Kokas, Fakfak, Okaba, Merauke, Bintuni, Teluk Bintuni, Sawaerma (Indonesian Edition) by Sumber: Wikipedia |