-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Antisipasi Masalah Kesehatan Jamaah Risti, Perlu Kerjasama Pembimbing Ibadah

60menit.com
Sabtu, 21 September 2013

Foto

publikaNews - Untuk mengantisipasi masalah kesehatan jamaah haji Indonesia yang memiliki masalah kesehatan resiko tinggi (risti), diperlukan kerjasama dengan para pembimbing ibadah. Melalui mereka, jamaah akan lebih mengerti pentingnya membatasi diri dalam melakukan ibadah, mana ibadah yang terkait dengan rukun dan wajib haji dan mana yang sunah.

"Pada aspek resiko tinggi, perlu kerjasama yang kuat dengan para pembimbing ibadah," tegas Kepala Bidang Kesehatan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Fidiansyah kepada Media Center Haji (MCH), Makkah, Jumat (20/09).

"Fokuskanlah tenaga dan energi para jamaah haji sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah untuk betul-betul menyiapkan diri pada periode Arafah-Mina-Muzdalifah (Armina) ini," katanya.

Sebagamana diketahui, dilihat dari umurnya, hampir 50% jamaah haji Indonesia berusia 46 – 60 tahun. Bahkan, lebih dari 20% jamaah haji Indonesia berusia 61 – 80 tahun. Padahal, usia lanjut menjadi salah satu kriteria jamaah haji yang memiliki kesehatan resiko tinggi, selain tentunya masalah fisik dan psikis seperti hipertensi, diabetes, jantung, dan lainnya. Dengan kata lain, potensi keberadaan jamaah haji udzur cukup besar.

Fidiansyah berharap para pembimbing ibadah bisa memberikan pencerahan kepada jamaah haji Indonesia yang masuk dalam kelompok risti terkait pentingnya menjaga kesehatan mereka. "Kelompok resiko tinggi sebelum Armina harus betul-betul menjaga kondisinya, cukup istirahat, dan tidak memaksakan diri dalam ibadah sunah," pesan Fidiansyah.

Menurutnya, para pembimbing ibadah harus dapat memberikan pemahaman kepada jamaahnya, bahwa periode Armina sangat membutuhkan energi prima sehingga mereka harus menjaga kesehatannya. "Puncak haji adalah wukuf di Arafah. Kalau jamaah sudah letih dan lelah sebelum Armina karena ibadah sunah yang tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya, ini tentu akan merugikan jamaah itu sendiri," jelas Fidiansyah.

"Itulah kenapa angka kematian dari tahun-tahun yang lalu, kami dapati sangat tinggi di periode Armina dan Pasca Armina," tambahnya.

Fidiansyah juga menyoroti masalah pengaturan jadwal pelaksanaan ibadah, seperti lempar jumrah. Menurutnya, perlu disusun jadwal pelaksanaan lempar jumrah dan segera disosialisasikan kepada para jamaah. "Mohon jamaah risti mentaati. Ini bukan karena ingin melarang mereka beribadah, tapi lebih untuk mengatur agar aktivitas yang membahayakan juga tercegah sehingga kemabruran akan tercapai dan kesehatan tetap terjaga," jelas Fidiansyah.

"Insya Allah BPHI dan sektor di Daker Makkah siap memberikan layanan prima sehingga jamaah haji bisa kembali ke Tanah Air dengan memperoleh haji mabrur dan dalam kondisi yang sehat juga," tutupnya. (ly/depag)