-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Hubungan Filipina dengan China Tak Kunjung Baik

60menit.com
Minggu, 15 Oktober 2017



BANGKA BELITUNG, 60MENIT.COM - Beberapa waktu lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte bahkan mengancam akan menembak pengusaha asal China yang ingin melakukan investasi.

Hal itu terkait rencana mereka untuk melakukan reklamasi terhadap sejumlah pantai di beberapa pulau strategis milik Filipina.

Salah satu pulau yang dimaksud adalah Boracay. Pulau yang mirip dengan Bali di Indonesia itu, menjadi target pengusaha asal China tersebut, untuk mengembangkan potensi bisnisnya.

"Mereka tidak bisa seenaknya berbuat di sini (Filipina). Meskipun mereka punya uang yang banyak. Lebih baik bagi saya menembak kepala pengusaha itu, dari pada harus mengkhianati kepercayaan rakyat," ujar Duterte dilansir media setempat.

Sebelumnya, Angkatan Bersenjata Filipina melalui Kepala Stafnya meminta China untuk menghentikan pekerjaan.

reklamasi yang sedang dilakukannya di wilayah Laut China Selatan. Apalagi, wilayah itu merupakan areal yang tengah dipersengketakan.

Jenderal Gregorio Catapang mengatakan "agresivitas" Cina menyebabkan ketegangan di wilayah itu.

Komentarnya muncul saat Filipina memulai latihan militer gabungan terbesar dengan Amerika Serikat.

Latihan Balikatan tahun ini melibatkan lebih dari 11.000 personel, yang merupakan latihan terbesar dalam 15 tahun.

Berbicara di Manila menjelang pelatihan ini, Jenderal Catapang mengatakan kepada para wartawan bahwa bukti-bukti baru reklamasi tanah itu "memberi alasan mendesak untuk memberi tahu seluruh dunia mengenai efek merugikan dari agresivitas Cina".

Ia mengatakan Filipina percaya bahwa "aktivitas reklamasi besar-besaran Cina akan menyebabkan ketegangan di antara negara-negara yang mengklaim, bukan hanya karena dapat menghalangi navigasi, tetapi juga karena kemungkinannya digunakan untuk tujuan militer".

Cina mengklaim hampir keseluruhan Laut Cina Selatan, yang menyebabkan adanya tumpang tindih klaim dengan beberapa negara Asia lain termasuk Vietnam dan Filipina.

Negara-negara itu mengatakan Cina melakukan reklamasi tanah secara tidak sah di daerah yang  diperebutkan untuk membuat pulau buatan dengan fasilitas yang berpotensi untuk digunakan bagi kepentingan militer. // Joni - Ba-bel.