-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Terlihat Isyarat Oleh Emil Di Paratai Golkar Belum BANGKIT Lagi

60menit.com
Minggu, 24 Desember 2017



BANDUNG, 60MENIT.COM - Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik Universitas Pendidikan Indonesia, Karim Suryadi, menilai bahwa manuver Partai Golkar yang masih memberikan sinyal untuk kembali mendukung Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada Pilkada Jawa Barat 2018 sebagai bentuk ketidaktegasan.

Partai Golkar sebelumnya telah menarik dukungan kepada Ridwan Kamil, dan menyatakan akan mengusung Bupati Purwakarta yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Namun, partai berlambang beringin itu kemudian mengisyaratkan dapat mendukung Ridwan Kamil jika mau menggandeng Dedi Mulyadi.

"Saat merevisi dukungan terhadap Ridwan Kamil, Partai Golkar tidak secara tegas mendukung Dedi Mulyadi dan pasangannya. Ini mengesankan Partai Golkar masih 'baper' (bawa perasaan) terhadap Ridwan Kamil, namun belum juga bangkit karena Partai Golkar harus menggaet partai lain," kata Karim saat dihubungi, Sabtu (23/13/2017).


Sebelumnya, Partai Golkar mengusung Ridwan Kamil untuk berpasangan dengan kadernya, Daniel Muttaqien. Keputusan partai itu kemudian berubah, seiring terjadinya perubahan di pucuk pimpinan partai, dari Setya Novanto ke Airlangga Hartarto.

Menurut Karim, andai pasangan Ridwan Kamil-Dedi Mulyadi terwujud, pasangan tersebut diprediksi tidak akan harmonis di kemudian hari.

"Keduanya menempatkan diri sebagai matahari. Jadi akan terasa dipaksakan bila keduanya dipasangkan," ucap Karim.

"Saya tidak melihat sekat yang memisahkannya, kecuali imagesebagai calon gubernur yang sama-sama mereka bangun," kata dia.


Hingga saat ini, Ridwan Kamil belum memberikan jawaban atas persyaratan yang diminta Partai Golkar untuk dipasangkan dengan Dedi Mulyadi.

"Saya belum dapat komunikasi itu, jadi belum bisa berkomentar. Sebab, semenjak dicabut dukungan, saya sudah menerima apa pun keputusannya," kata Ridwan Kamil.


Meski demikian, jika disandingkan keduanya bisa menjadi pasangan yang komplet dengan target pemilih yang berbeda. Ridwan Kamil di daerah perkotaan sementara Dedi Mulyadi di daerah pedesaan.

"Sejauh ini keduanya tampak berjalan sendiri-sendiri. Komunitas yang disasar keduanya beda. Pendekatan yang ditempuh pun berlainan. Akan saling mengisi bila berkoalisi, namun isyarat itu tak dimunculkan keduanya. Orang yang disebut Ridwan Kamil selalu cawagub. Ini adalah positioning yang diambil Ridwan Kamil," kata Karim.
(Zhove)