-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Dansektor 3 Ingin Sulap Lahan Kritis Gunung Rakutak

60menit.com
Jumat, 30 Maret 2018

Pemandangan Gunung Rakutak Yang
Kini Gundul / Kritis
BANDUNG, 60MENIT.COM  - Program Citarum Harum yang bertujuan mengembalikan kebersihan dan keasrian Sungai Ciitarum kini tengah bergulir dan menjadi buah bibir dimasyarakat Jawa barat yang tak henti membahas aksi dari para pihak yang terjun langsung maupun yang berdiri di belakang layar.


Program nasional yang berbuah perpres yang ditandatangani Presiden Jokowi pada Maret 2018  ini menyita perhatian banyak pihak baik di dalam maupun luar Jabar bahkan dunia tidak serta merta terlaksana, tapi penuh perjuangan dan pengorbanan baik moril maupun materil terutama di sektor-sektor yang merupakan bagian dari garis komando yang diinsiasi Kodam III/Siliwangi.


Diketahui ada 21 sektor yang dibagi dari hulu hingga hilir dan dikomandoi langsung Pangdam III Siliwangi Mayjen Besar Harto Karyawan. Mulai sektor 1 Wilayah Situ Cisanti, Cibeureum dan Kertasari. Adapun Sektor 2 dan 3 meliputi Wilayah Kecamatan Pacet dan Kertasari Kabupaten Bandung Jawa Barat hingga sektor yang ada di Muara Gembong Bekasi.


Hari ini Sektor 3 yang dikomandani Kolonel Infantri Asep Nurdin dari Kodam Siliwangi mendapatkan kunjungan istimewa dari puluhan awak media yang tergabung dalam Komunitas Jurnalis Peduli Citarum Harum (JPCH) pimpinan Setiawan, SH, MH. Para wartawan diterima langsung Dansektor 3 Kolonel Asep Nurdin didampingi Kades Cikawao Amaludin di Warung Sate yang berlokasi di Jalan Cikawao, Desa Cikawao Kec.Pacet Kab.Bandung, Jum'at (30/3).


Setelah acara sambutan dan makan bersama para Jurnalis diajak Dansektor 3 meninjau lahan hutan kritis yang berada di wilayah Sektor 3 dan Desa Cikawao. Menurut Kolonel Asep Nurdin dari 263 hektar lahan yang ada di wilayah pengawasan sektor 3 lahan kritisnya ada 100 hektar yaitu di Gunung Mandala Haji,  Putra Manik dan Rakutak.


"Penyebab kritis adalah pola garap tanah masyarakat petani yang nekad menebang pohon-pohon keras, tujuannya agar pohon-pohon tersebut tidak menghalangi lahan kebun sayuran.

Disini harus dilaksanakan penghijauan yang akan dikawal TNI jika menanam 10 harus tumbuh 10, agar tidak longsor dan banjir ke wilayah bawah, karena air sudah ditangkap pohon.


Perlu ditanam 250 ribu bibit pohon disini, saat ini tengah dcilakukan pendataan oleh sektor, mana saja lahan yang harus ditanami dan jenis pohon apa saja yang bisa tumbuh baik" sebut Asep. Dari pantauan Komunitas JPCH di lokasi kaki Gunung Manik Desa Cikawao ratusan lahan hutan disini terlihat gundul, di beberapa sudut terlihat hamparan kebun sayuran yang terang nyaris tanpa pepohonan keras. (Zhove)