-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Relevansi WTO, Menparekraf Kunjungi Ottawa

60menit.com
Kamis, 28 Maret 2013

OTTAWA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. Mari Pangestu berkunjung ke Ottawa, Kanada pada 25 Maret 2013 dan bertemu dengan Menteri Perdagangan International dan Hubungan Asia Pacific Edward Fast.

Keduanya membahas perkembangan hubungan bilateral dan saling bertukar pandangan mengenai pentingnya perdagangan bagi pertumbuhan perekonomian dan masa depan dari sistem perdagangan multilateral dibawah World Trade Organization (WTO).

Pertemuan berlangsung dalam suasana positif dimana Dr. Mari Pangestu dan Edward Fast menyambut baik perkembangan hubungan bilateral antarkedua negara. Mereka menyatakan pentingnya memiliki komitmen pada sistem perdagangan yang berbasiskan pada aturan global yang menjadi tujuan utama dibentuknya WTO, serta pentingnya meningkatkan perdagangan untuk pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.

Dr. Mari Pangestu dan Edward Fast juga menyepakati bahwa Indonesia dan Kanada telah merasakan manfaat dari sistem perdagangan global dan dirasa perlu untuk melanjutkan kerangka aturan dari WTO dan membuat langkah maju berkaitan dengan negosiasi multilateral. Disepakati juga perlunya ada kemauan politik untuk memandu pada negosiator di Jenewa untuk memastikan hasil dari pertemuan tingkat menteri ke-9 negara-negara anggota WTO pada bulan Desember mendatang untuk memperoleh momentum sekaligus melangkah lebih jauh dalam kaitannya untuk merampungkan Doha Development Agenda setelah pertemuan di Bali.

Mereka juga memahami bahwa pendekatan berbeda dalam sistem perdagangan terbuka melalui perjanjian bilateral, regional, maupun plurilateral seperti yang tengah dibahas saat ini dapat dilihat sebagai sesuatu yang positif. Artinya, hal tersebut harus diatur agar tetap sesuai dan konsisten dengan sistem perdagangan multilateral.

Dalam kunjungannya kali ini, Dr. Mari Pangestu juga menyampaikan pandangannya mengenai sistem perdagangan dan WTO dengan anggota parlemen, perwakilan pemerintah dan sektor privat, akademisi, diplomat, dan pemangku kepentingan yang lain. Menurut Dr. Mari Pangestu peran WTO sangatlah relevan dalam perdagangan internasional, khususnya sebagai sarana untuk menjaga dan memantau aturan yang berlaku di tingkat global. Kerangka aturan global yang simpel dan memiliki standar adalah kunci bagi seluruh negara termasuk negara berkembang dan perusahaan,

termasuk UKM, untuk berpartisipasi dalam perdagangan global. Hal tersebut juga penting agar mata rantai perdagangan global berjalan dengan baik.

Dr. Mari Pangestu yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Perdagangan RI dari Oktober 2004 sampai Oktober 2011 merasa yakin bahwa sistem perdagangan multilateral adalah solusi untuk banyak masalah di seluruh dunia. "Sejak pembentukannya, WTO telah membantu menghasilkan lebih banyak perdagangan, pertumbuhan ekonomi, pekerjaan, dan kesempatan di berbagai sektor. Yang terpenting WTO telah berhasil mengangkat banyak negara dan rakyatnya dari kemiskinan, dan ini berlaku baik di negara berkembang dan negara maju," jelas Dr. Mari Pangestu.

Dari 9 kandidat Direktur Jendral WTO 2013-2017, Dr. Mari Pangestu adalah salah satu dari empat kandidat yang yang masih aktif menjabat menjadi menteri. Lima kandidat lainnya memiliki latar belakang profesi dan pengalaman yang beragam. Bila terpilih, Dr. Mari Pangestu akan menjadi wanita pertama yang menduduki posisi Dirjen WTO.

Dengan latar belakang pengalaman dan keahliannya, Dr. Mari Pangestu memiliki pemahaman terhadap pentingnya prinsip inclusion dan akan memastikan bahwa sistem perdagangan bebas akan memberikan peluang dan manfaat bagi setiap individu, manfaat bagi negara maju dan berkembang, dan manfaat bagi perusahaan besar dan UKM.

Selain menyempatkan berkunjung ke KBRI, pada kunjungannya ke Ottawa, Dr. Mari Pangestu berkesempatan diwawancarai oleh sejumlah media lokal maupun internasional seperti Reuters, Wall Street Journal, Ottawa Citizen, Diplomat Magazine, Canadian Press, dan Embassy Newsweekly Paper.