-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Wamenag Harapkan STQ Menjadi Penyelamat dan Pelestari Nilai Budaya Bangsa

60menit.com
Kamis, 28 Maret 2013

Foto

JAKARTA - Penyelenggaraan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) diharapkan dapat menjadi faktor dalam menyelamatkan dan melestarikan nilai-nilai budaya bangsa. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar ketika launching Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional XII di Kantor Kemenag Jl. M.H. Thamrin Jakarta, Rabu (27/3).

Pada kegiatan tersebut hadir Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Wakil Gubernur Bangka Belitung Rustam Effendie, Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman Djohan, sejumlah pejabat eselon I dan II, dan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi.

Seleksi Tilawatil Quran (STQ) ke- 22 yang akan diselenggarakan di Kab. Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung tanggal 22-29 Agustus 2013, diikuti sejumlah rangkaian kegiatan lain termasuk Seminar Nasional tentang Al-Quran.

Menurut Nasaruudin, seminar ini penting karena STQ atau MTQ merupakan syiar dalam pengembangan agama. Terdapat dua dimensi yang harus kita seimbangkan, pertama; dimensi pendalaman penghayatan ajaran dan kedua: dimensi kesemarakan, kedua dimensi ini harus berbanding lurus. Kalau hanya pendalaman penghayatannya saja, maka akan kehilangan syiar, tapi kalau hanya syiar terus, hura-huranya yang menonjol akan kehilangan pendalaman penghayatan maknanya.

Hal lain menurut Nasaruddin, hal yang sangat penting untuk diingat, di dalam setiap event seperti ini, adalah apa kontribusi STQ atau MTQ di dalam pematangan pendalaman dan penghayatan keagamaan warga bangsa dan umat kita di masa depan.

Dalam catatan Nasaruddin, ada kurang lebih 25 event internasional yang mengundang Indoensia untuk hadir dan mengirimkan utusanya, mulai dari Tahfidzul Qur'an sampai ke Musabaqah Tilawatil Quran tingkat internasional. "Dan yang paling membanggakan dan membahagiakan, Indonesia tidak pernah pulang tanpa membawa piala", ujar Nasaruddin bangga.

Hifdzil dan qiraatil Quran dari Indonesia sangat disegani dan sangat diperhitungkan. Kabar baru Indonesia memenangkan juara satu Hifdzil Qur'an tingkat internasional yang dilaksanakan di Mesir. Dengan sejumlah prestasi internasional yang diperoleh Indonesia dalam MTQ atau hifdzil quran ini, pertanda bahwa seni baca Alquran di Indonesia sangat diperhitungkan di luar negeri.

Bahkan yang paling penting menurut Nasaruddin, semenjak MTQ disosialisikan, dimasyarakatkan di Indonesia selalu ada qari'ah (pembaca perempuan). Kalau di Timur Tengah pada umumnya hanya qari saja, karena masih ada anggapan bahwa suara perempuan itu aurat (shautul mar'ati aurat). MTQ di Indonesia sejak tahun 1970, telah melibatkan perempuan lalu disusul Turki yang dikenal sebagai negara sukuler baru melibatkan perempuan sebagai qari'ah.

Untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan STQ atau MTQ, Nasaruudin berharap Kepada pengurus LPTQ agar kreasi-kreasi di sekitar STQ atau MTQ ini sedapat mungkin selalu memberikan sesuatu yang baru. "Kalau tidak pernah melakukan pengembangan dan perubahan kita khawatir nanti masyarakat kita jenuh", harap Nasaruddin.

Bersamaan dengan kegiatan itu juga dilangsungkan penyerahan bantuan oleh Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar bagi korban banjir dalam rangkaian Hari Amal Bhakti (HAB) Kemenag ke-67 yang berjumlah 230 orang.(LY)