-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Lima Rintisan Sekolah Menengah Terbuka untuk Tingkatkan APK Dikmen

60menit.com
Kamis, 20 Maret 2014

JAKARTA - Sebesar 98,2 persen Angka Partisipasi Kasar jenjang Sekolah Menengah Pertama (APK SMP) di tahun 2012. Angka ini menunjukkan adanya keberhasilan program Wajib Belajar Sembilan Tahun (Wajar) di tahun tersebut.

Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen Dikmen Kemdikbud) Achmad Jazidie menegaskan dari jumlah tersebut, baru terdapat sebesar 76,01 persen APK tingkat pendidikan menengah (APK dikmen). “Artinya, ada selisih 20 persen APK SMP dengan SMA, atau masih ada sebesar 1,2 juta siswa SMP yang tidak melanjutan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),” ungkap Jazidie, di Dialog Pendidikan Menengah Terbuka, dan Tunjangan Guru, di Kemdikbud, Jakarta, hari ini (17/3).

Terhadap data tersebut, Jazidie menjabarkan faktor ekonomi, geografis, waktu, sosial, budaya, dan drop out dari SMA adalah kendala dari rendahnya APK dikmen. Sebagai bentuk intervensi peningkatan APK SMA, rintisan Sekolah Menengah Atas Negeri Terbuka (SMANT) diluncurkan tahun ini. Sebanyak lima sekolah SMANT akan didirikan, yaitu SMAN 1 Gambut Banjarmasin-Kalimantan Selatan, SMAN 1 Kepanjen Jawa Timur, SMAN 1 Narmada Lombok Barat-Nusa Tenggara Barat, SMAN 2 Padalarang-Jawa Barat, dan SMAN 12 Merangin-Jambi. Kelima sekolah akan menerapkan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan tiga mode layanan bantuan belajar, yaitu dominan online.

Pada mode layanan ini, para siswa akan mendapat sebesar 80 persen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan online, dan 20 persen dengan bimbingan tatap muka. Kedua, mode balance online dan tatap muka. Maksudnya, terdapat 50 persen KBM berlangsung dengan bimbingan online, dan 50 persen dengan bimbingan tatap muka. Ketiga, mode dominan tatap muka. Dengan mode ini, para siswa akan melakukan bimbingan online sebanyak 20 persen KBM, dan 80 persen dengan bimbingan tatap muka.

Pemilihan mode layananan bantuan belajar akan bergantung pada karakteristik, dan infrastruktur yang memungkinkan di masing-masing sekolah. TIK di SMANT Rintisan Penggunaan TIK akan dimaksimalkan di lima SMANT Rintisan. Secara terstruktur, Direktur Pendidikan Khusus Layanan Khusus Dikmen Kemdikbud (PKLK) Budi Priadi menjabarkan penggunaan TIK di lini pendaftaran, dan KBM. Saat pendaftaran, para siswa akan dapat bebas mendaftar secara online di masing-masing sekolah rintisan.

"Namun, pendaftaran ini dibatasi pada anak-anak kaum duafa," jelas BUdi. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengisian kolom kesanggupan pembiayaan sekolah oleh orang tua. Ditambahkan, saat KBM, siswa akan mendapat unit pembelajaran jarak jauh. Dengan Kurikulum, dan materi yang sama, masing-masing siswa dapat mengakses dari kelima sekolah tersebut. "Tapi, ujian tetap dilakukan secara tatap muka, yaitu di sekolah yang didaftarkan," tutupnya.(LY/dikbud)