-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Untuk WNI Yaman : Hotline 24 Jam Pada Nomor +967 738 115 555

60menit.com
Minggu, 29 Maret 2015

Pemerintah Indonesia Dorong WNI Segera Tinggalkan Yaman

JAKARTA – Meski mayoritas WNI di Yaman berada di bagian selatan yang situasinya sedikit lebih aman, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sanaa, terus mendorong WNI untuk mendaftarkan diri sehingga bisa segera dievakuasi kembali ke Tanah Air.

Informasi mengenai dorongan untuk evakuasi oleh Pemerintah Indonesia disampaikan Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangan persnya pada, Sabtu (28/3/2015). Mengingat situasi keamanan di Yaman semakin memburuk sejak Kamis dini hari lalu.

Saat ini, jumlah WNI di wilayah Yaman sekitar 4.159 orang dan tersebar di berbagai kawasan, di antaranya adalah 2.686 mahasiswa dan 1.488 buruh migran, menurut keterangan Kemlu RI.
Sejak Februari 2015, Pemerintah Indonesia telah memproses evakuasi WNI secara sukarela untuk kembali ke Indonesia. Hingga kini, dari total 175 WNI yang mendaftarkan diri, 141 orang telah kembali ke Indonesia.

KBRI di Sanaa saat ini masih beroperasi secara terbatas guna memfasilitasi proses evakuasi dan perlindungan WNI. KBRI juga telah menyiapkan rencana cadangan gawat darurat bila situasi memaksa.

Kemlu RI menyatakan setiap saat pemerintah terus memantau dan mengevaluasi perkembangan kondisi di Yaman untuk mengambil langkah-langkah yang tepat.

Selanjutnya, pemerintah Indonesia meminta seluruh WNI di Yaman untuk selalu waspada serta menghindari tempat-tempat konflik.

Pemerintah juga meminta WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Yaman agar menunda hingga situasi negara itu lebih kondusif. KBRI di Sanaa, Yaman, membuka pelayanan informasi bagi seluruh WNI di negara itu melalui hotline 24 jam pada nomor +967 738 115 555.

Perang di Yaman semakin sengit. Pertempuran melawan pemberontak Syiah Hautsi yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi di Yaman semakin meluas dengan melibatkan koalisi Teluk pimpinan Arab Saudi.
(Tribunnews/publikanews)