-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Hadang Rentenir, Pemkot Bandung Luncurkan Kredit Tanpa Bunga

60menit.com
Rabu, 13 Mei 2015

BANDUNG - Sebagai upaya mempersempit ruang gerak rentenir dan membantu masyarakat pengusaha dalam meningkatkan modal, Walikota Bandung, Ridwan Kamil secara resmi meluncurkan Program Pemerintah Kota Bandung yang bernama kredit melawan rentenir atau yang di singkat MELATI di Bandung Trade Mall, Jalan Kiaracondong, Cicadas, Rabu (13/5).

Dalam peresmian tersebut Ridwan Kamil yang didampingi oleh Dirut PD BPR Bandung, Acep Heri Suhana, memberikan buku tabungan kepada para perwakilan pelaku UMKM di Bandung yang dilanjutkan oleh penandatangan akta kredit melati oleh UMKM kelompok Melati Arjuna 1, Melati Binong 1, Dungus Cariang 1 dan perwakilan PKL di Monumen Perjuangan.

Sasaran kredit Melati sendiri meliputi usaha mikro perdagangan, mikro bidang jasa dan mikro industri rumah tangga. Pinjaman dapat dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok dengan pinjaman kelompok minimal lima orang dan maksimal sepuluh orang.
Pinjaman dalam kredit melati ini dimulai dari Rp. 500 ribu sampai dengan Rp. 30 juta yang nantinya akan disesuaikan dengan kebutuhan dana dan jaminan yang diberikan.

Ridwan Kamil sesaat setelah meresmikan Kredit Melati menyatakan, Pemkot Bandung sesuai RPJMD ingin menuntaskan kemiskinan dan meninggikan wirausaha. "Karena Bandung kota dagang, kita ingin motivasi orang banyak untuk berbisnis aja dan berwirausaha,"ucapnya.

Dalam hal itu ia menyoroti kelompok masyarakat menengah bawah, bahwa mereka adalah kelompok yang paling rentan karena tingkat pendidikan dan aksesibilitas sehingga mudah diperdaya oleh sistem keuangan informal yang namanya rentenir.

"Seolah-olah rentenir itu mudah padahal menjerat. Akibatnya hidup mereka tidak berubah, seolah-olah berusaha tapi tidak ada peningkatan kesejahteraan. Nah, karena itu kita lawan,"ungkapnya.
Dalam menjalan sistem kredit melati ini juga, Walikota yang gemar berpeci ini mengatakan marketing dari tim kredit melati harus sama sistem kerjanya dengan para rentenir yaitu harus mobile, bergerak berjalan kaki.

Menurutnya juga, Kredit melati ini tanpa bunga yang ada hanya biaya administrasi untuk biaya gaji pegawai yang berkerja di program melati ini. Selain itu juga, ia menjelaskan bahwa peminjaman kredit harus bisa cair dalam satu hari dengan persyaratan lengkap.

"Saya sudah titip ke seluruh tim penggerak PKK dan camat-camat mempromosikan. Sok Ibu-ibu buka warung dirumah masing-masing menambah keuangan keluarga. Sehingga sejahtera, supaya jangan terlalu banyak SKTM lagi karena tidak ada mekanisme ekonomi," tutur pria yang disapa Emil.

Emil juga menjelaskan, kredit melati ini akan melengkapi dua konsep lanjutan yang setelah program ini akan digarap adalah pasar-pasar tematik dan satu kampung satu produk. Menurutnya, pasar tematik akan butuh waktu tiga tahun sedangkan satu kampung satu produk sedang disiapkan dalam dua atau tiga bulan untuk dapat dilaunching.

"Satu RW mengerjakan produk yang laku oleh ekonomi lima trilyun dari wisatawan. Mau gantungan kunci, jilbab itu terserah. Ini APBD Bandung yang dititipkan ke DPR sebagai permodalan. DPR mengelolanya sesuai sistem perbankannya," imbuhnya. (al)