BANDUNG, 60MENIT.COM –
Solidaritas Jurnalis Bandung turut dalam barisan buruh untuk memeringati
May Day 2017, di depan Gedung Sate, Bandung, Senin (1/5). Sebagaimana
May Day sebelumnya, tuntutan para buruh pembuat berita ini adalah
perbaikan kesejahteraan .
Ketua AJI Bandung, Ari Syahril Ramadhan,
menyatakan, kesejahteraan jurnalis merupakan bagian penting mewujudkan
independensi pers. Selama ini, ancaman kebebasan pers muncul dari luar
pers. Namun seiring pesatnya industri media atau korporasi, ancaman
terhadap kebebasan pers justru muncul dari dalam media itu sendiri.
Salah satu upaya untuk mewujudkan
tuntutan itu, pekerja media harus membangun serikat pekerja. Jurnalis
atau pekerja media harus bersatu di tengah pusaran industri media yang
terus menghamba pada profit belaka.
Di Bandung sendiri jumlah jurnalis banyak
yang statusnya tidak tetap. Sebagian menerima penghasilan jauh di bawah
ketentuan upah minimum regional yang berlaku di masing-masing provinsi.
“Masih banyak jurnalis yang belum
memiliki jaminan sosial baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan.
Harapan atas peningkatan kesejahteraan jurnalis muncul kembali di
peringatan May Day 2017,” tegasnya.
AJI mengajak seluruh jurnalis dan pekerja
media untuk membentuk serikat pekerja di perusahaan tempatnya bekerja
atau membentuk serikat perkerja lintas media
Selain itu menuntut perusahaan media
untuk memenuhi hak-hak normatif pekerja media (BPJS Kesehatan/BPJS
Ketenagakerjaan, hak pensiun, Tunjangan Hari Raya, hak libur)
“Menuntut diberlakukannya upah layak
minimal sesuai UMK Bandung. Menuntut Dinas Tenaga Kerja untuk melakukan
pengawasan dan audit perusahaan media dan menolak PHK Sepihak yang
dilakukan Harian Umum Pikiran Rakyat terhadap jurnalisnya Zaky Yamani,”
tegasnya.
Solidaritas Jurnalis Bandung adalah forum
terdiri dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung, Pewarta Foto
Indonesia (PFI), Wartawan Foto Bandung (WFB), Forum Komunikasi Pers
Mahasiswa Bandung (FKPMB), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung.// Zhove