-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Karena Bawa AS ke Ambang Perang Nuklir, Miliarder ini Ingin Gulingkan Trump

60menit.com
Minggu, 22 Oktober 2017


60MENIT.COM - (Washington) Seorang miliarder Amerika Serikat (AS) telah meluncurkan sebuah kampanye yang menyerukan penggulingan Presiden Donald Trump. Alasannya, mental Trump tidak stabil dan membawa Washington ke ambang perang nuklir.

Tom Steyer, miliarder, environmentalist dan aktivis liberal AS telah berbicara kepada publik tentang kampanye untuk penggulingan Trump. Dia menyampaikan gagasannya melalui video yang dirilis pada hari Kamis waktu setempat.

"Dia (Donald Trump) telah membawa kita ke ambang perang nuklir," kata sang taipan.

Steyer mengecam pemerintahan Trump dan Kongres saat ini. "Orang di sana tahu bahwa Trump adalah bahaya yang jelas, yang secara mental tidak stabil dan dipersenjatai dengan senjata nuklir, dan mereka tidak melakukan apa-apa," kata Steyer.

"Jika itu bukan kasus untuk impeaching dan mendepak presiden yang berbahaya, lalu apa yang menjadi milik pemerintah kita?," tanya Steyer.

Miliarder tersebut menjelaskan bahwa dia mendanai upaya tersebut untuk menuntut agar pejabat terpilih mengambil keputusan untuk menerapkannya terhadap Trump.

Dalam sebuah surat terbuka di situs Need to Impeach yang dikutip SINDOnews, semalam (21/10/2017), Steyer mengatakan bahwa Trump sama sekali tidak memiliki kebugaran untuk berkantor di Gedung Putih. Menurutnya, masalah tentang pemakzulan Trump menjadi masalah yang sangat nyata.

Steyer adalah pendiri firma investasi Farallon Capital dan komite aksi politik lingkungan NextGen America yang menentang proyek pipa XL Keystone yang kontroversial.

Sebelum Steyer, pendiri majalah dewasa yang dikenal sebagai "raja porno" AS, Larry Flynt, menawarkan hadiah hingga USD10 juta atau lebih dari Rp135 miliar untuk siapa saja yang memberi informasi yang dapat membantu untuk menyingkirkan Donald Trump dari Gedung Putih. Flynt menyebut presiden AS itu sebagai "orang tolol".
(Redaksi - Net)