BANDUNG, 60MENIT.COM - (Selasa, 17-10-2017) Telah disepakati sebagai bahasa resmi Internasional yang digunakan secara universal, baik dalam dunia teknologi, pendidikan, ekonomi politik, budaya dan bidang lainnya. Karenanya, memiliki keterampilan berbahasa Inggris menjadi nilai tambah untuk dapat bersaing di kancah internasional. Terlebih dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dimana bahasa Inggris tidak lagi dipelajari sebagai alat pengembangan diri, namun sebagai alat yang penting dalam semua aspek kehidupan.
Berangkat dari pemikiran itu, Wali kota Bandung, Mochamad Ridwan Kamil, tahun 2014 menggulirkan Program English Thursday atau Kamis Inggris untuk membudayakan warga Kota Bandung menggunakan bahasa internasional tersebut. Kamis Inggris menjadi salah satu Fun Days di Kota Bandung, bersama-sama Gerakan Pungut Sampah (GPS) dan One Day No Rice pada hari Senin, Selasa Tanpa Rokok, Rebo Nyunda, Jumat Bersepeda, Sabtu Festival dan Minggu Car Free Day.
Wali kota menganjurkan seluruh PNS
di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dan warga umumnya menggunakan Bahasa
Inggris sebagai bahasa untuk berkomunikasi dan bertutur sepanjang hari Kamis.
Kegiatan ini selain membiasakan warga menggunakan bahasa Inggris, juga untuk
menyiapkan SDM yang percaya diri menghadapi kompetisi di tingkat internasional.
"Karenanya, saya mengimbau warga Bandung untuk mempelajari bahasa Inggris
dengan cara menyenangkan dan berharap menjadi salah satu poin penambah indeks kebahagiaan
masyarakat Bandung," Ucap Wali kota.
Taman Bahasa Sukseskan Kamis Inggris
Memasuki tahun ketiga, program Kamis
Inggris semakin dikenal dan mendapat dukungan dari masyarakat. Wali kota juga
menjalin kerjasama dengan seratusan media penyiaran radio se-Jawa Barat yang
tergabung dalam Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) Jawa
Barat, Jumat (19/5/2017), untuk membantu program pemerintah dalam
mengkampanyekan Rebo Nyunda dan Kamis English.
Komitmen tersebut ditindaklanjuti
oleh media-media radio se-Kota Bandung dengan mengadakan program siaran
berbahasa Sunda setiap hari Rabu dan program berbahasa Inggris setiap hari
Kamis. "Cara ini juga membuat orang Bandung bisa kompetitif, memahami
bahwa jika ingin maju harus menguasai bahasa Inggris," tutur Wali kota.
Selain itu, dukungan dari berbagai
komunitas, termasuk grup bahasa Inggris yang dikenal dengan sebutan Taman
Bahasa. Taman yang berlokasi di Depan Patung Kubus ITB ini berdiri sejak tahun
2014 dan dibidani pegiat bahasa Inggris, Misan Anan Alamsyah dan 4 (empat)
rekannya yang masing-masing memiliki nama panggilan ; Mang Odoy, Mang Yusuf,
Mang Martin dan Mang Queen. Grup ini dibentuk berangkat dari keinginan
pendirinya untuk memasyarakatkan bahasa Inggris dengan cara yang mudah dan
harga terjangkau. Grup ini hadir setiap hari Minggu, dimulai jam 08.00 sampai
10.00 WIB.
Latar belakang berdirinya grup ini dikarenakan
bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan, sementara harga untuk mengikuti
kegiatan kursus bahasa Inggris di Kota Bandung masih tergolong mahal sehingga
tidak terjangkau oleh sebagian masyarakat. "Karena itu, taman bahasa hadir
untuk membantu masyarakat yang mau belajar dan melancarkan bahasa Inggris.
Minimal, bisa berbahasa Inggris pasif, dan itu gratis, tanpa dipungut bayaran,
alias free," tutur Misan, beberapa waktu lalu.
Practice, practice and practice
Tentang
kurikulum, pria lulusan La Salle Extension College, Illinois, Chikago USA ini
mengaku tidak memiliki kurikulum khusus untuk membernya. Memanfaatkan area
terbuka depan kampus ITB, ia hany dibantu beberapa grup advance dan grup
leader, Misan dan Martin menerapkan aturan yang fleksibel sehingga grup diskusi
dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya dalam suasana santai, penuh
keakraban, dan happy. "Biasanya setiap grup leader membuat bahan pelajaran
dengan materi topik-topik terbaru yang sedang hangat di masyarakat. Siapa saja
boleh bergabung di grup ini dan semua topik boleh dibahas, kecuali politik dan
SARA," jelasnya.
Upaya Misan
untuk mendukung program Kamis Inggris patut diapresiasi. Selain mengajar di
Taman Bahasa, ia juga rutin memberikan kursus singkat kepada sejumlah grup
pejabat public di Kota Bandung, diantaranya di lingkungan Dinas UKM Kota
Bandung dan Bagian Humas Setda Kota Bandung. Hampir setiap orang yang ia temui
akan ia sapa dalam bahasa Inggris dan hal ini dilakoni dengan penuh semangat
demi mimpi besarnya menjadikan bahasa Inggris
sebagai
bahasa kedua warga Kota Bandung.
Tentu bukan
hal mudah, apalagi di usia yang sudah tidak muda lagi. Namun bagi suami dari
Hana Nur Hasanah ini, terus mengajak masyarakat untuk mau berkomunikasi dalam
bahasa Inggris menjadi kesenangan dan kebahagiaan tersendiri, meski pun ia
harus meluangkan waktu, tenaga dan pikiran yang tidak sedikit. "Saya
semangat dan harus terus bersemangat. Kalau ditanya kenapa saya mau melakukan
ini, ya karena saya ingin menjadikan bahasa Inggris bukan lagi sebagai bahasa
asing bagi warga Bandung, tetapi sebagai bahasa kedua selain bahasa Sunda.
Selain itu, kami mendukung Kamis Inggris, sebagai program yang sangat bagus dan
harus didukung," ujar kakek yang sangat dekat dengan cucunya.
Kini, Taman
Bahasa sudah menjadi salah satu sudut kumpul asyik bagi masyarakat Kota Bandung
yang ingin melancarkan kemampuannya berbahasa Inggris tanpa harus merasa
canggung dan yang pastinya tetap gratis. Selain mendukung program Kamis
Inggris, keberadaan grup ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Misan dan
rekan-rekannya sehingga ia senantiasa bersemangat menularkan virus berbahasa
Inggris lebih luas lagi. "Kuncinya sedernaha, yaitu practice, practise and
practice, jangan malu untuk salah dalam berbahasa Inggris, asalkan terus dilatih
pasti bisa," pungkasnya. (Zhovena).