Selain menjadi jalur pedestrian, Teras Cihampelas, Kota Bandung, Jawa Barat, dimanfaatkan pula sebagai ajang berbelanja. |
BANDUNG, 60MENIT.COM – (Selasa, 17-10-2017) Termasuk kota lama di kota bandung cihampelas
ini yang selalu banyak pengunjung baik dari pihak domestik maupun non domestik,
dan wajah kota lama ini yakni Cihampelas Kota Bandung, Jawa Barat, kini jauh
berbeda. Jalan searah yang dikenal sebagai kawasan wisata belanja pakaian itu
sekarang memiliki sebuah "terowongan".
Terowongan yang dimaksud ialah jembatan layang yang
disebut sebagai Teras Cihampelas. Pengunjung dapat pula menikmati suasana
romantis Kota Bandung, terutama saat pagi maupun malam hari.
Teras Cihampelas itu tepat berada di atas jalan raya.
Dibangun sepanjang 450 meter dengan lebar rata-rata 7,6 meter dan tinggi 4,6
meter.
Pembangunan teras yang digagas sebagai skywalk
ini terhitung cukup cepat, kurang dari lima bulan dan sudah memasuki
penyelesaian sejak Desember 2016. Proyek ini dikerjakan PT Likatama Graha
Mandiri dan menghabiskan anggaran sebesar Rp 48 miliar.
Area Teras Cihampelas terdiri dari 12 teras yang
berundak-undak. Terdapat tiga tangga yang masing-masing berada di sebelah utara
depan Rumah Sakit Advent, depan Hotel Serela dan depan Hotel Promenade di
bagian selatan. Selain itu disediakan satu lift di bagian tengah tepat di depan
Fave Hotel.
Pengunjung teras tak perlu khawatir karena sudah
terdapat pagar pengaman di bagian kiri dan kanan jembatan layang ini. Lantainya
ada yang berwarna-warni dan sebagian berbahan kayu.
Tak hanya itu, terdapat pula kios-kios penjual kuliner
yang menjajakan makanan dan minuman. Sementara bagi penggemar belanja bisa
mendatangi kios penjual kaus dan suvenir.
Kehadiran Teras Cihampelas tersebut menarik kedatangan
para wisatawan. Tak hanya dari Bandung, tapi juga dari luar kota,
terbuktiketika diperhatikan banyak pendatang dariluar kota yang sengaja
berkeinginan jalanjalan menikmati keindahan teras cihampelas, pengunjung itu
dari pasangan muda (remaja) maupun pasangan yang sudah berkeluarga.
Selain menjadi jalur pedestrian, Teras Cihampelas,
Kota Bandung, Jawa Barat, dimanfaatkan pula sebagai ajang berbelanja.
"Untuk parkir saya kira tidak terlalu sulit,
begitu lihat ada parkiran langsung masuk saja. Mungkin saja karena bukan akhir
pekan," ujar dia.
Kendati demikian para pejalan kaki menyukai lokasi
teras yang unik itu. Selain bisa berjalan di area jembatan, pemandangan alam
dan pohon-pohon besar memunculkan hasrat baginya untuk berswafoto atau selfie.
"Saya sering lihat foto-foto Teras Cihampelas di
media sosial. Karena penasaran, saya langsung datang ke sini, tempatnya
asyik," kata mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Bandung.
Ternyata ada juga yang berpendapat, keberadaan
pedagang kaki lima di Teras Cihampelas, terutama kios makanan masih
terbilang kurang ramah di kantong. "Biasanya jajanan Bandung kan
murah-murah, di sini kayaknya masih agak mahal," sebut dia.
Arena Berbelanja
Selain
menjadi jalur pedestrian, Teras Cihampelas, Kota Bandung, Jawa Barat,
dimanfaatkan pula sebagai ajang berbelanja. (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)
Selain menjadi jalur pedestrian, Teras Cihampelas
dimanfaatkan pula sebagai ajang berbelanja. Berdasarkan kios-kios di teras ini
sudah sebagian besar terisi. Para pedagang menjajakan baju, jeans atau celana
jin, sandal hingga makanan.
Terdapat 192 kios bercat aneka warna, merah, cokelat,
hijau dan biru. Masing-masing kios berukuran 1,5 x 1,2 meter. Kios-kios
tersebut dihuni oleh pedagang yang dulunya berjualan di sepanjang jalan
Cihampelas.
Ratusan kios tersebut dibagi ke dalam beberapa blok.
Sebanyak 52 kios di antaranya khusus untuk pedagang kuliner. Sedangkan sisanya
menawarkan aneka suvenir, pakaian sandal dan sepatu.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, skywalk
ini merupakan sarana publik yang diperuntukan untuk pejalan kaki. Namun,
pihaknya juga turut memfungsikan sarana tersebut sebagai ruang publik dan ruang
komersial, sehingga PKL yang awalnya berjualan di trotoar dan bahu jalan
dipindahkan ke atas.
"Suatu hari pejalan kaki di Kota Bandung bisa berjalan di atas, dikombinasi secara komersial. Dapat suasana yang nyaman bagi para pejalan kaki dan dapat suasana yang menguntungkan bagi PKL yang berjualan," ucap Ridwan, belum lama ini.
"Suatu hari pejalan kaki di Kota Bandung bisa berjalan di atas, dikombinasi secara komersial. Dapat suasana yang nyaman bagi para pejalan kaki dan dapat suasana yang menguntungkan bagi PKL yang berjualan," ucap Ridwan, belum lama ini.
Wali Kota
Bandung, Ridwan Kamil, meresmikan Teras Cihampelas atau Skywalk Cihampelas.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan alasannya
memilih jalan Cihampelas karena kawasan sendiri sudah menjadi salah satu ikon
Kota Bandung. Alhasil, hanya memerlukan sedikit publikasi untuk menyebarkannya
kepada para turis.
Tak hanya itu, Emil berharap ke depannya bisa membuat
konstruksi seperti ini di tempat lainnya di Kota Bandung.
"Saya ingin kota ini tertata, tetapi ekonomi PKL
tidak terganggu. Kunci pelayanan publik adalah kepercayaan, makanya saya turun
langsung untuk berkomunikasi langsung dengan para PKL yang terkenal imbas dari
pembangunan ini," ia menjelaskan.
Menurut Emil, skywalk Cihampelas itu baru tahap
awal. Rencananya, Pemerintah Kota Bandung akan menghubungkan tempat itu dengan
sistem transportasi Light Rail Transit (LRT) atau cable car.
Selain itu, dia berharap tahun ini dibangun gedung
parkir sebagai solusi masalah parkir mobil. "Gedung parkir baru mau
dibangun tahun ini. Stasiun cable car yang sedang lelang semester ini
juga akan menclok di sana."
Keluh Kesah PKL
Selain
menjadi jalur pedestrian, Teras Cihampelas, Kota Bandung, Jawa Barat,
dimanfaatkan pula sebagai ajang berbelanja.
Meski sudah diresmikan, Teras Cihampelas tidak
serta-merta berdampak baik terutama bagi para pedagang kaki lima (PKL).
Sebagian PKL mengeluh karena pendapatan mereka justru menurun.
Dessy (23), misalnya. Wajahnya murung karena seharian
menunggu, pengunjung tak banyak mampir membeli baju anak dan dewasa
dagangannya.
Di kios bercat cokelat itu, perempuan berbaju hitam
dan celana jins itu menjual barang dagangannya seharga Rp 25 ribu. Sejak
direlokasi ke Teras Cihampelas, pendapatan Dessy justru menurun. Jangankan hari
kerja, pada akhir pekan pun omzet berjualan pakaian tidak sesignifikan dulu.
"Dapat Rp 500 ribu sehari juga sudah susah
sekarang. Kebanyakan orang hanya selfie (swafoto)," ucap salah satu
pedagang yang ditemui Senin, 11 Juni 2017.
Dia pun mengatakan, sebelum direlokasi omzetnya bisa
mencapai Rp 1 juta, meski diakuinya, pengelola tidak membebankan uang sewa.
"Paling bayar uang kebersihan, listrik dan
keamanan Rp 5.000 per hari. Kiosnya gratis," kata Dessy yang melanjutkan
usaha mertuanya tersebut.
Pengakuan pedagang sandal di Teras Cihampelas juga
merasakan hal serupa. Menurut wanita berjilbab paruh baya itu, pendapatannya
menurun drastis.
Pembuatan
Teras Cihampelas merupakan ide Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.
"Kalau sekarang sehari bersihnya paling Rp 100
ribu-Rp 200 ribu. Dapat Rp 500 ribu itu susahnya minta ampun, kebanyakan
nawar," tutur ibu dua anak ini.
Ilan mengaku sudah 10 tahun berjualan di Jalan
Cihampelas. Biasanya, dia berjualan sejak pukul 11 siang dan tutup pukul 10
malam. Setelah pemerintah merelokasi, ia hanya bisa mematuhi aturan.
"Waktu ini dibangun, kan kita tidak punya tempat
berjualan. Akhirnya pinjam uang ke sana sini buat makan," kata dia.
Warga yang tinggal di kawasan Cihampelas itu mengaku
pasrah dengan kondisi saat ini. Dia berharap, Teras Cihampelas yang semakin
ramai membuat para wisatawan tertarik membeli barang dagangannya. (Zhovena).