BANDUNG, 60MENIT.COM –
Jumat (7-09-2018) Dansektor 22 (Kol. Inf. Asep Rahmat Taufik)
menciptakan Instalasi Pengomposan Kotoran Sapi yang kini sedang dibangun
Instalasi ini di Dusun Pasirwangi Desa Gudang Kahuripan Kecamatan Lembang.
Dansektor 22 Citarum Harum (Kol. Inf. Asep Rahmat Taufik)
Memaparkan pada 60 Menit.com.
Pembangunan Instalasi Pengomposan Kotoran Sapi ini didasari
atas pemikiran pribadi Dansektor 22 setelah mempelajari begitu maraknya
masyarakat daerah tersebut berternak sapi,
Kol. Inf. Asep Rahmat Taufik melakukan survay di Kecamatan Lembang yaitu
ada 9 Desa yang warganya berternak sapi,
dengan total 22.400 ekor sapi apabila per ekor sapi membuang kotorannya
10 Kg per hari maka satu kecamatan akan terhimpun 224 ton kotoran sapi per
harinya, apabila tidak dikelola dengan baik maka hal ini akan mengakibatkan
dampak negatif buat masyarakat sekitar bahkan kerugian pula buat sumber
kehidupan manusia.
Pembuatan Instalasi Pengomposan (Lembang, 7-09-2018) |
Dari 224 Ton sudah dikelola oleh Pemerintah melalui KPSBU dengan
cara produksi kompos dan komunitas petrnak cacing sebagai media ternak hanya 30
% terolah dan sisanya yang 70% lagi dibuang ke Sungai Cibeureum dan Sungai
Cikapundung sehingga air sungai tersebut tidak pernah bersih sehingga perlu
diprhitungkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Pembuatan Instalasi Pengomposan tersebut berukuran 8 X 12 M2
dengan sumber biaya dari pribadi Dansektor dan ada sumbangan dari KPSBU
berbentuk Drigen sebnayak 40 Buah, sebagian tenaga kerja dari perwakilan masyarakat.
Satgas Sektor 22 dibantu Oleh Masyarakat |
Tujuan dari pembuatan Instalasi Pengomposan itu adalah ;
untuk kepentingan pribadi sektor 22 sebagai pemupukan bibit tanaman yang dikarantina di sektor 22 Dago Tesort, untuk sosial yaitu buat masyarakat sekitar sebagai
pemupukan lahan pertanian bahkan kalo bisa dijual dipasaran dengan jasa
koperasi unit desa (KUD) yang nantinya bisa dipasarkan.
Bahan kompos yang akan digunakan bersumber dari lingkungan
masyarakat sekitar dengan perbandingan 1 : 1 : 1 (1 kg kotoran sapi : 1 kg
serbuk gergaji : 1 kg sampah organik) ini semua sudah tersedia dari berbagai
sumber yang ada dilingkungan kita tinggal memanfaatkan saja, semua berawal dari
petani (Petani Bunga, Petani Sapi dan Petani Agricultur/Sayuran) dan
hasilnyapun secara sosial kita kembalikan pada petani.
Kita akan memulai dari 250 ekor kotoran sapi (Peternak 2 RW)
yang akan digunakan proses pengomposan Insaha Alloh 4 hari lagi kita mulai
produksi, sekarang kita mulai megumpulkan bahan material (Serbuk gergaji dari bekas
media polibag tidak terpakai lagi, Sampah Organik dari pasar sayuran dan
Kotoran Sapi), hanya kita juga perlu bahan yang ekstra yaitu air kelapa dan
gula merah kedua kebutuhan ekstra ini akan berfungsi sebagai percepatan reaksi
Micro Organisma dalam proses mematangkan pengomposan kita istilahkan MOL (Micro
Organisme Local) dengan waktu pengomposan selama 14 hari.
Apabila produktifitas dari Instalasi Pengomposan ini lancar
maka akan menghasilkan beberapa keuntungan : 1. Sebagai Pusat Latihan dan
Pengembangan, 2. Edukasi Masyarakat Pendidikan dan Umum, 3. Merubah Mindset
Masyarakat Petani, 4. Mengurangi pencemaran air sungai cibeureum dan sungai
cikapundung, 5. Menghemat biaya pembelian pupuk Anorganik (Kimia) 6. Kedepan bisa
menghasilkan maka akan mengurangi tingkat pengangguran, juga banyak lagi
hal yang lain yang tidak bisa saya sebutkan. (Zhove)