-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


PVMBG BANDUNG AKAN INVETIGASI AKTIVITAS GUNUNG ANAK KRAKATAU, terkait Berita Tsunami Banten

60menit.com
Minggu, 23 Desember 2018


Tim PVMBG Saat Jumpa Pers (23-12-2013)

BANDUNG, 60MENIT.COM
- Minggu (23-12-2018) bertempat di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geolog (PVMBG), JI. Diponegoro No. 57 Bandung adakan konferensi pers membahas tentang kegiatan erupsi Gunung Anak Krakatau, dipimpin oleh kepala PVMBG (Ir. Wawan Irawan) didampingi oleh Ahmad Solihin (Kasubid Vukanik dan tsunami wilayah barat)  dan Kris Setianto (Kabid Bencana Wilayah Barat) 

Gunungapi Anak Krakatau di Selat Sunda adalah gunungapi strato tipe A dan merupakan gunungapi muda yang muncul di kaldera, pos erupsi paroksimal tahun 1883 darit kompleks vultanik krakatau. Aktivitas erupai pasca pembentukan dimulai sejak tahun 1927, pada saat tubuh gunungapi masih di bawah permukaan laut. Tubuh Anak Krakatau muncul ke permukaan laut sejak tahun 2013. 


Ir. Wawan Irawan  (Kepala Bidang PVMBG) 


Sejak saat itu sampai sekarang G. Anak Krakatau berada dalam pembangunan konstruksi, saat ini G. Anak Krakatau memerlukan Karaktes letusannya adalah erupsi magmatik yang menyebabkan erupsi ekplosif benar (strombolían) dan erupsi epusif merupakan aliran lava. 


Pada tatun2016 letusan terjadi pada 20 Juni 2016, sementara pada tahun 2017 letusan terjadi pada tanggal 19 Februari 2017 sebagai letusan strombolian Tahun 2018, kembalı meletus sejak tanggal 29 Juni 2018 sampai saat ini menjadi letusan strombolian (elevasi tertinges) 338 meter dari muka laut (pengukuran September 2018). 

Letusan pada tahun 2018, precursor letusan 2018 diawali dengan mengatasi gempa tremor dan penigkatan jumlah gempa dihitung dan Frekuensi Rendah pada tanggal 18-19 Juni 2018. Jumlah Gempa meningkat terus terutama pada tanggal 29 Juni 2018 G. Anak Krakatau meletus.

Lontaran bahan letusan kemungkinan besar jatuh disekitar tubuh G. Anak Krakatau atau kurang dari 1 km dari kawah, tetapi sejak tanggal 23 Juli teramati lontaran material pijar yang jatuh di sekitar pantai, sehingga radius bahaya G. Krakatau diambil dari 1 km menjadi 2 km dari kawah. 

Aktivitas Terkini, Tanggal 22 Desember, sama seperti pada hari sebelumnya, G. Anak Krakatau terjadi letusan. Secara visual, teramati dengan tinggi secepatnya mencapai 300- 1500 meter diatas puncak kawah, secara kegempaan, gempa bumi tremor terus menerus dengan amplitudo overscale (58 mm). Pada pukul 21.03 WIB terjadi letusan, selang beberapa lama ada info tsunami.



Pertanyaannya apakah tsunami ini ada kaitannya dengan aktivitas letusan, hal ini masih didalami, karena ada beberapa alasan untuk dapat menimbulkan tsunami : 1. Saat merekam getaran, tolak ukur yang terjadi pada bulan Juni 2018 tidak menimbulkan gelombang terhadap udara laut daripada tsunami. 2. Bahan lontaran saat letusan yang jatuh disekitar tubuh gunungapi masih lepas dan sudah turun saat letusan itu, 3. Untuk menimbulkan tsunami sebesar itu perlu ada runtuhan yang cukup masive (besar) yang masuk ke dalam kolom air laut,  4. Untuk merontokan bagian tubuh yang longsor ke bagian laut butuh energi yang cukup besar, ini tidak terdeksi dari seismografh di pos pengawas gunungapi, 5. Masih perlu data-data untuk dikorelasikan antara letusan gunungapi dengan Tsunami.


Potensi Bencana Erupsi Gunung Krakatau, Peta Kawasan Rawan Benrana (KRB) menunjtukkan lebih selurüh tubuh G. Anak Krakatau yang berdiameter +2 Km merupakan daerah rawan perburuan. Berdasarkan data-data visual dan instrumental potensi bahaya dari kegiatan G. Anak krakatau saat ini adalah bahan pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi Sementara sebaran abu vulkanik tergäntung dari arah dan kecepatan angin. 

Berdasarkan hasil analisis yaitu analisis data visual maupun instrumental untuk tanega 23 Desember 2018, tingkat aktivitas G. Anak Krakatau masih tetap Level II (Waspada) Sehubungan dengan status Level ll (Waspada) tersebut, direkomendasikan kepada masyarakat tidak diizinkan untuk mendekati Gunung Krakatau dalam radius 2 km dari Kawah, Masyarakat di wilayah pantal Provinsi Banten dan Lampung juga diharap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang erupsi Gunung Anak Krakatau yang akan menyebabkan tsunami, serta dapat melakukan aktivitas seperti biasa dengan senantiasa mengikuti arahan BPBD lokal. (Zhove)