-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


PT. Megah Ganda Utama Gunakan Tecknologi Solair Guna Menanggulangi Sampah Di Bantaran Sungai Citarum Sektor 7

60menit.com
Jumat, 11 Januari 2019



BANDUNG, 60MENIT.COM - Jum'at (11/01/2019) Program Citarum harum yang telah di laksananakan beberapa bulan ini, tentunya sudah banyak hasil yang saat ini bisa kita lihat. Terutama dari kondisi bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, yang mana di setiap sektornya tentunya sudah banyak mengalami perubahan. Di samping itu, pola pikir masyarakat juga semakin membaik

Tentunya hal ini sangat menggembirakan bagi masyarakat, terutama yang berada di sekitar bantaran. Karena, saat ini sebagian warga sudah dapat menggunakan fasilitas fasilitas umum yang telah di bangun oleh satgas Citarum bersama dengan unsur unsur yang lain, baik dari pihak pemerintah ataupun swasta yang telah bekerja sama dan membantu pelaksanaan kegiatan TNI dalam merevitalisasi DAS Citarum


Salah satunya adalah Prof. H Ano Haryono dan Putranya H. Ade Wijaya Haryono ST. Ayah dan anak ini adalah penemu Incenerator yang berteknologi Solair (menggunakan bahan Solar Dan Air) saat ini Solair yang berskala RW, juga sudah dipasang di Desa Sangkanhurip dan telah di coba digunakan oleh mahasiswa peserta KKN tematik Citarum harum di Desa Cangkuang Kulon yang masuk di wilayah sektor 7 satgas Citarum harum


Saat di konfirmasi H. Ade Wijaya Haryono ST yang merupakan putra dari Prof. H. Ano Haryono, menjelaskan tentang Incenerator system Solair. Kepada 60Menit.com, dirinya menjelaskan," Pada bulan April tahun 2014, dimana Ridwal Kamil atau yang biasa dipanggil Kang Emil pada saat itu menjadi Walikota Bandung, pernah melakukan uji riset Solair", kata H. Ade 

Kemudian, pada bulan Januari 2015, penggunaan Incenerator dengan metodek ini juga pernah di tinjau oleh presiden Republik Indonesi, bapak Ir. Jokowi, saat dilakukan riset dengan Bandung Tecno Park. Dan di Tahun 2019 ini, kita aplikasikan sebagai solusi penanganan Program Citarum Harum", jelas H. Ade Wijaya Haryono ST

Selanjutnya, terkait dengan masalah sampah, menurut saya akan bisa teratasi apabila kita buat system. Berbuatlah dari hal yang paling kecil, terus berusaha dan berjuang langsung  di sumber-sumber sampah tersebut. Hal ini tentunya dibutuhkan totalitas, kepedulian dan keyakinan serta semangat yang tinggi. Karena alam juga akan membantu kepada orang orang yang mau berusaha menjaga dan memelihara alam dari kerusakan dan kejahatan manusia yang semena mena", ungkap H. Ade

Dirinya menambahkan, saat ini selain Incenerator yang menggunakan system solair, di kami juga tersedia Water Treatment (WPT) Mobile. Yaitu teknologi yang berupa pengolah air yang diwujudkan dalam produk Water Treatment atau Instalasi Pengolahan Air (IPA). Alat ini mempunyai dimensi yang kompak, praktis dalam pemasangan dan pengoperasian serta harga yang kompetitif", ucap H Ade Wijaya dalam penjelasannya

Selain itu, Instalasi ini juga dibuat dengan fabrikasi berbahan Stainless Steel dan body Construction yang anti korosi dan tahan sampai 20 Tahun. Serta WTP/IPA mobile ini, juga dapat di tempatkan di pemukiman yang memiliki sumber air yang dapat di olah. Seperti sungai, danau dan sebagainya", terang H. Ade mengakhiri penjelasanya

Sementara Kolonel Kav Purwadi, selaku Dansektor 7 Satgas Citarum pada saat di konfirmasi mengatakan," Memang benar, penataan bantaran di sepanjang sungai Citarum yang dilakukan sektor 7, melibatkan juga beberapa pihak baik pemerintah maupun swasta", kata Dansektor

Dansektor 7 Citarum
Selanjutnya, yang dilakukan satgas selama ini diantaranya adalah, pembuatan Taman, Dermaga wisata air , Pengolahan air sungai Citarum dan lukisan Mural di dinding rumah rumah penduduk yang berada di bantaran sungai. Serta pemasangan Incenerator, guna mengatasi persoalan sampah yang ada diwilayah sektor ini", ungkap Kolonel Purwadi

"Hal tersebut ini tentunya untuk menata kawasan yang tadinya kumuh, menjadi indah dan rapih. Semoga saja apa apa yang telah dilakukan satgas selama ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah bantaran sungai Citarum", pungkas Kolonel Purwadi (T.PRO)