-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Kolonel Yusep Sudrajat Berikan Pemahaman Tentang Pentingnya Menjaga Lingkungan Kepada Warga Desa Lengkong

60menit.com
Selasa, 09 April 2019


BANDUNG, 60MENIT.COM - Selasa (09/04/2019) Dansektor 21 Satgas Citarum harum Kolonel Inf Yusep Sudrajat, hari ini adakan sosialisasi terkait Program Citarum Harum yang telah dilaksanakan serta bentuk penangananya kepada masyarakat khususnya di wilayah Kabupaten Bandung dan menjelaskan tentang bagaimana pentingnya kita untuk menjaga lingkungan

Dalam kegiatan ini selain jajaran pemerintahan Desa Lengkong, hadir pula para ketua RT dan RW, perwakilan dari Telkom University, P.T Megah Ganda Utama (MGU), para penggiat lingkungan dan tokoh masyarakat setempat serta beberapa awak media baik Cetak maupun Online



Kolonel Inf Yusep Sudrajat dalam paparanya dihadapan tamu undangan yang hadir menjelaskan," Hari ini sektor 21 melaksanakan sosialisasi di Desa Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung sesuai dengan perpres No. 15 Tahun 2018. Tentunya hal ini dalam rangka untuk merevitalisasi DAS Citarum sesuai arahan bapak Presiden RI".

"Sebelum adanya pelaksanaan Perpres, dimana pada bulan November Tahun 2107 Citarum dinyatakan sebagai salah satu sungai terkotor di Dunia. Pada saat itu merupakan pukulan telak bagi kita semua khususnya warga Jawa-Barat, ini merupakan peradaban yang tercoreng karena Indonesia terkenal kotor walau sumbernya di sungai Citarum". ucap Kolonel Yusep


Namun pada pada bulan Maret Tahun 2018, lanjut Kolonel, turun Perpres No. 15 Tahun 2018. Dimana Presiden telah mengangkat lagi harkat martabat Bangsa Indonesia dengan adanya Perpres tersebut. Hal ini supaya masyarakat khususnya warga Jawa Barat, segera mengembalikan sungai Citarum menjadi sungai yang bersih, sungai yang layak untuk dibanggakan oleh kita semua".

"Saya juga menceritakan bagaimana asal muasalnya sungai Citarum menjadi sungai terkotor yang disebabkan banyak hal, seperti gundulnya gunung wayang, adanya limbah pabrik, limbah rumah sakit, limbah dari masyarakat, banyaknya kotoran hewan dan lain sebagainya yang masuk ke sungai Citarum tanpa diolah atau dilakukan pembersihan terlebih dahulu. Sehingga mengakibatkan sungai menjadi tercemar", tutur Kolonel kepada media yang hadir

Pada kesempatan tersebut Kolonel Yusep juga memaparkan kegiatan Satgas Citarum harum selama satu tahun kebelakang. Dirinya juga berharap dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat khususnya warga sekitar lebih mengerti serta menambah banyak lagi warga yang peduli terhadap lingkungan serta menerjunkan dirinya menjadi penggiat lingkungan.

Masih dilokasi yang sama, Furkon Hakimuloh selaku Pejabat Desa Lengkong mengucapkan terima kasih kepada Kolonel Yusep Sudrajat selaku Dansektor 21 Satgas Citarum harum yang telah berkenan melaksanakan sosialisasi di wilayahnya

Kades Lengkong
"Kami sangat berterima kasih kepada semua yang telah hadir khususnya pak Kolonel Yusep, mudah-mudahan kedepan pemerintah Desa Lengkong lebih dapat meminimalisir masalah sampah setelah diberi arahan oleh beliau. Diharapkan, masyarakat juga lebih banyak lagi yang peduli dengan masalah lingkunganit", kata pak Kades

Sementara ini, lanjut Kades, kendala yang ada di wilayah kami adalah terkait pola pikir masyarakat tentang sampah, sehingga masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan. Disamping itu ada juga beberapa faktor lain yang menjadi kendala, misalnya dengan tidak tersedianya fasilitas untuk membuang sampah".

"Pemerintah Desa Lengkong yang mempunyai 17 RW, untuk saat ini melakukan upaya pembersihan lingkungan di sekitar kantor Desa dan 1 Km kilo kedepan. Kami juga melakukan kegiatan Jum'at bersih, karena masyarakat disini masih banyak yang buang sampah di pinggir jalan sehingga kami sementara berusaha untuk mengumpulkan sampah tersebut karena disini ada pengolahannya", jelas Furkon

Ditanya salah satu wartawan terkait adanya Satgas, Furkon menjeaskan kalau dirinya menganggap dengan kehadiran Satgas di Desa Lengkong, sangat membantu sekali pemerintah desa terutama masalah edukasi bagaimana dampak dari masyarakat membuang sampah secara sembarangan

Ir. H. Agus Ganda
Sedangkan Ir. H. Agus Ganda selaku direktur PT. Megah Ganda Utama (MGU) pada kesempatan ini juga mengucapkan syukur dengan adanya kegiatan tersebut serta mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada semua pihak atas terlaksananya acara ini khususnya kepada Dansektor 21 Kolonel Yusep Sudrajat

Dirinya juga mengatakan kalau pengelolaan sampah di daerah perkotaan merupakan salah satu hal yang paling mendesak dan merupakan permasalahan lingkungan yang serius dihadapi oleh pemerintah di negara berpendapatan rendah dan menengah.

"Tantangan yang semakin berat ini akan terus meningkat, hal ini karena adanya trend urbanisasi yang terjadi dan tumbuh dengan cepat di populasi masyarakat perkotaan. Pemanfaatan sampah merupakan solusi untuk mengurangi timbunan sampah dengan biaya yang minimum, dan dapat dikelola oleh sektor formal maupun informal", ucap H Agus

Lanjut H Agus, sampah saat ini dipandang sebagai barang sisa dengan nilai ekonomi yang rendah. Hal ini disebabkan oleh keuntungan yang didapatkan dari pengelolaan sampah organik sangat minim. Guna mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan suatu upaya pemanfaatan sampah organik yang juga memiliki potensi ekonomi tinggi yang salah satu solusi dari hal ini adalah
pemanfaatan larva black soldier fly (BSF) sebagai pengurai materi organic pada sistem kelola sampah setempat".

"Sistem ini diharapkan dapat mereduksi atau bahkan meniadakan pengangkutan sampah organik baik ke TPS (Tempat Pemrosesan Sementara) atau ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) dan cukup di TOSS TMRL (Tempat Olah Sampah Setempat Terpadu Mandiri Ramah Lingkungan). Maka dari itu, sampah organik yang berasal dari rumah tangga, restoran, hotel, pasar tradisonal dan sebagainya, dapat ditangani dengan baik dan secara alami menggunakan larva BSF sebagai pengurai dan larva BSF yang dihasilkan juga bisa menjadi komponen penting pakan hewan ternak seperti unggas, ikan budidaya, dan ruminansia", terang Ir. H. Agus Ganda yang juga selaku Dosen di Universitas Telekomunikasi (T.Pro)