PANGANDARAN, 60MENIT.COM - Rabu (24-04- 2019) Sekian banyak Petugas KPPS yang gugur untuk menyelamatkan suara di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 agar berjalan lancar, sedangkan yang sudah melaksanakan tugasnya kini banyak yang mengalami sakit karena kecapean.
Kita lihat dengan nyata, apakah yang diperjuangkan oleh rakyat untuk duduk di kursi mereka, sedangkan mereka yang sudah duduk di kursi tahtanya akankah memperjuangkan hak rakyat ?.
Mestinya mereka harus melihat dan mendengar rakyat yang mau menjadi petugas KPPS, sekalipun bertaruh nyawa untuk mengurus dan mengamankan suara walaupun tidak sesuai dengan upah yang didapat.
Ketua KPPS berupahkan Rp. 500,000,- bagi anggota KPPS dipotong pajak Rp. 25.000,- jadi yang didapat hanya Rp. 475.000,- sedangkan pekerjaan berhari-hari, dari awal penyusunan tim TPS, rapat KPPS, Bintek KPPS, pembuatan tempat pencoblosan (tenda dan Lin sebagainya), mulai pemilihan (Hari H) sudah siap jam 06.00 menertibkan tempat TPS hingga beres pencoblosan sampai jam 02 pagi bahkan ada pula hari esoknya baru rampung.
Terlihat diatas betapa banyak yang harus dikorbankan, selain waktu yang berlarut-larut juga tenaga terkuras, bahkan yang kita dengar ada 48 orang yang meninggal setelah Jabar, karena drof kesehatan, belum yang langsung jatuh sakit.
Sangat tidak sesuai antara pekerjaan yang dibebani tanggung jawab besar buat KPPS, bila dibandingkan dengan upahnya, benarkah rakyat harus terus berjuang,? lalu yang diperjuangkan bagaimana. (Edy).