-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Elektabilitas Rendy-Hasan Terpantau, Ungguli Mad-Ilham Jelang Pilkada

60menit.com
Kamis, 15 Oktober 2020

60menit.com | *Elektabilitas Rendy-Hasan Terpantau, Ungguli Mad-Ilham Jelang Pilkada, Kamis (15/10).



60MENIT.com, Tojo Una Una | Perhelatan demokrasi pemilukada tinggal hitung hari, dari medio Oktober sekarang hingga hari 'H', 9 Desember 2020. Khusus di Kabupaten Tojo Una Una (Touna), Sulawesi Tengah, awak media ini memantau langsung suasana serta kondisi di lapangan. Baik di dalam kota Ampana dan sekitarnya maupun di beberapa desa serta kecamatan. Ampana adalah ibukota Touna.


Konstelasi politik kian intens jelang pilkada lantaran para kandidat serta tim pemenangan masing-masing, terus bergerilya melakukan konsolidasi dan menggalang dukungan masyarakat. Tampak atribut berupa baliho paslon bertebaran di beberapa titik. Juga di tiap posko dan markas pemenangan paslon terlihat ada kesibukan. Seperti di markas Rendy M Affandi Lamadjido-Hasan Lasiata dan markas Mohammad Lahay-Ilham. 


Kesibukan di markas Rendy-Hasan tampak lebih padat dibanding markas Mad-Ilham, paslon petahana atau incumbent. Sedang dua paslon lainnya, yakni Suprapto Dg Situru-Moh Afnan Rachmat dan Admin AS Lasimpala-Moh Baedhawi Abdullah, pergerakannya terkesan lamban. Seperti duet independen Admin-Baedhawi. Baliho paslon ini hanya ada di beberapa tempat. 


Berbeda dengan duet Suprapto-Afnan, balihonya sedikit menyebar. Namun, pergerakannya dalam menjaring dukungan pemilih, tidak tampak. Konon, itu dilakukan dengan senyap tanpa diketahui publik. 


"Memang di posko atau markas kelihatan sepi. Untuk apa juga ngumpul di posko, yang menentukan kan di lapangan dengan terjun langsung di masyarakat," kata seorang dari relawan Suprapto-Afnan di Ampana.


Paslon tersebut juga didukung kalangan Aktivis LSM lokal yang menghendaki adanya perubahan. "Saya kira sudah cukup selama ini, dan faktanya seperti yang kita lihat sekarang, jadi kita ingin ada perubahan atau pembaruan dengan tetap on the track, sesuai aturan," ujar seorang dari aktivis yang enggan disebut namanya.


Dengan begitu, paket Suprapto-Afnan dapat dianggap sebagai kuda hitam yang tak disangka bisa menyisihkan kandidat lainnya. Sedang Rendy-Hasan, dari pantauan di masyarakat di sejumlah desa, lebih populer ketimbang 3 (tiga) paslon lain. Warga masyarakat di Touna umumnya ingin yang baru untuk perubahan, dan pilihannya adalah Rendy-Hasan. 


Sedang duet Mad-Ilham, dinilai masyarakat belum siknifikan berbuat untuk pembangunan Touna selama ini. "Jujur selama Pak Mad bupati tidak banyak yang dilakukan, apalagi kami yang domisili di Bongka. Coba lihat jalan-jalan yang ada rusak tanpa perbaikan," ketus seorang warga lokal yang ditemui di Desa Bongkakoi, Kecamatan Ulu Bongka, Kamis malam (15/10). 


Kekuatan Rendy-Hasan menyaingi pasangan incumbent Mad-Ilham, memang sangat beralasan. Pasalnya, selain memiliki karisma karena berasal dari keluarga terpandang, H Rendy Lamadjido adalah kader senior PDIP yang juga Anggota DPR-RI. Sedang Hasan Lasiata dikenal sebagai Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Touna dan juga mantan pejabat Eselon II di lingkup Pemda Touna. Hasan juga dikenal memiliki karisma serta merakyat. (anto)