-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


PT.IPAL (MCAB) Cisirung Tidak Layak - Perusahaan Jangan Lalai Soalnya Tidak Pernah Rugi Dalam Bisnisnya

60menit.com
Minggu, 15 Juli 2018


Kunjungan Deputi Bidang IV Kemenko Maritim Beserta Rombongan

BANDUNG, 60MENIT.COM - Sabtu (14/072018) Deputi Bidang IV Kemenko Maritim, Dr. Ir. Safri Burhanudin, beserta rombongan melaksanakan kunjungan kerja kebeberapa perusahaan di wilayah Dayeuhkolot, guna untuk mengetahui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), di perusahaan tersebut, Deputi bidang lV, terlebih dahulu melakukan kunjungan ke PT. Idaman Era Mandiri (IEM) dijalan Cisirung Desa Cangkuang Wetan Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung

Dalam kunjungan ke PT. IEM Deputi Bidang lV, yang juga didampingi Mayjen TNI Zaedun, Dansektor 7 Satgas Citarum Harum Kolonel Kav Purwadi serta Dansektor 21 Kolonel Inf Yusep Sudrajat, melihat Pengolahan Limbah di PT tersebut sudah cukup bagus, dan diharapkan perusahaan lainya bisa seperti itu

Kunjungan dilanjutkan ke PT. IPAL (MCAB) jalan Cisirung, Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung, untuk pengetahui IPAL komunal yang dikelola oleh PT Mitra Citarum Air Biru (MCAB) tersebut, sebelum memasuki area IPAL Komunal, rombongan terlebih dahulu melihat Air limbah yang berwarna hitam dan bau, yang mengalir ke sungai Citarum, pada saat memasuki area MCAB,  kesan pertama yang dirasakan sangat berbeda dibanding  pada saat memasuki PT. IEM, Safri tampak kaget melihat kondisi IPAL komunal tersebut, dimana kondisinya dinilai tidak memadai

Dalam kesempatan ini Safri mengatakan," IPAL itu pengolahan limbah hingga keluarnya bukan limbah lagi, selain tidak memadai, disini baunya juga cukup menyengat, ini sepertinya untuk show saja menunjukkan bahwa IPAL disini punya alat yand tidak diketahui apakah berfungsi atau tidak, buktinya bau dimana-mana, terlihat pengusahanya kurang serius, suasananya tidak terawat, kesannya IPAL ini seperti boneka etalase saja"  ucapnya

Saat menanggapi alasan seorang staf wanita PT MCAB yang coba menjelaskan bahwa IPAL ini adalah warisan yang masih dalam proses diperjuangkan untuk dibenahi, Safri terlihat kesal, " setiap proses, setiap kubik itu ada cost-nya, kalian perusahaan tidak mungkin rugi dong, kalau buat pengolahan pasti telah dihitung, pengolahan satu meter kubik limbah cair menjadi limbah yang bisa digunakan itu ada cost-nya, nah jika cost-nya kurang pasti kamu sudah menolak", ujarnya

," Ada kemauan atau ngga sih pengelolanya?, tanya Safri kepada salah satu Staf MCAB,  Ini kayak bangunan tua terabaikan, ini rumah hantu atau bukan, kalau dikelola dengan baik dan bersih serta tidak ada bau, berarti sistem disini berjalan", jelas Safri

Hera salah satu Perwakilan BPLHD Jabar, mencoba meberikan penjelasan kepada Deputi, bahwa IPAL komunal ini sering terimbas oleh banjir, oleh karena itu mungkin terjadi kebocoran, dan jika ada kebocoran dikarenakan pipanya itu tidak sesuai dengan desain awal, maka dari itu saya juga minta ke MCAB, untuk hentikan meminta langganan, dan membenahi dahulu IPAL-nya", jelasnya

Namun kembali Safri menanggapi penjelasan dari Hera, " saya kira itu hanya excuse, tapi yang terlihat adalah banyak limbah yang langsung dibuang kesana aliran sungai yang mengarah ke Citarum, makanya saya ingin tahu dan ibu bisa bantu kami menunjukkan pipa-pipa itu dimana"  tanya Deputi kepada Hera

Deputi IV melanjutkan peninjauannya ke seluruh bagian IPAL komunal, dan diakhir peninjauan, Safri Burhanudin memberikan keterangannya kepada awak media," kita sudah cek IPAL komunal ini, kalau kita lihat kapasitasnya sangat rendah akibatnya, limbah yang masuk kesini, mungkin diolah sebanyak 10 hingga 20 persen setelah itu lalu dibuang lagi,

," tampaknya ini bukan tempat pengolahan limbah namun tempat transit saja,  Jadi jika kita lihat dialiran sungai yang terdapat limbah yang masih berwarna dan bau, itu ada kemungkinan kebocoran dari sini lalu keluar kesana dan masuk ke sungai Citarum,” jelas Safri.

Masih menurut Safri," keuntungan yang diterima oleh perusahaan ini tidak sebanding dengan biaya kesehatan BPJS yang dikeluarkan kepada masyarakat di DAS Citarum, dan setiap bahan produksi pasti ada biaya pengolahan, makanya kita minta kembalikan biaya pengolahan itu, silahkan dikembalikan dan dikontrol kembali, Menko Maritim memberikan waktu hingga  Agustus ini, diharapakan persoalan pengolahan limbah harus selesai, harus ada yang kelihatan,  minggu depan akan ada pertemuan nanti akan diketahui sampai dimana perkembangannya, ungkapnya

Dalam kesempatan ini pula, dihadapan wartawan, Safri juga mengucapkan terimakasih kepada para Dansektor Satgas Citarum Harum, yang selama ini telah bekerja opimal, aparat TNI sudah bekerja siang malam untuk kontrol aliran sungai

Kita perhatikan, limbah itu bukan pagi, dikeluarkannya malam,  untung teman-teman TNI kondisi siang atau malam sama saja, dan itu yang kita lihat saat ini, jadi marilah teman-teman industri bantulah masyarakat, jangan sampai ada yang buang limbah lagi untuk generasi kita kedepan, jika masih ditemukan pabrik yang membuang limbahnya setelah bulan Agustus, yang pertama kita minta pabrik tutup, namun sebelum ditutup, kita harus ada bukti-buktinya semua, makanya selama tiga bulan ini ada rangkaian, teman-teman TNI juga mencatat, dia masih buang sampah atau limbah, tanggal berikut data dan contoh limbahnya" jelasnya lagi

Safri melanjutkan," selama tiga bulan ini kita pantau, jika tidak ada yang melakukan perubahan sama sekali, kita minta pabrik ditutup, namun kalau ada perubahan, kan dalam 3 bulan, untuk  IPAL itu juga butuh waktu, kalau tidak ada usaha sama sekali kan perlu kita pertanyakan, dia serius atau tidak, perusahaan seperti ini yang kita anggap tidak punya keinginan untuk berbuat baik"  Pungkasnya.  (T.Pro)