-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Kolonel Yusep Kembali Mengecek PT. San San Saudaratex Untuk Pastikan Mutu IPAL Pabrik

60menit.com
Senin, 29 Juli 2019

                                                
(Kol. Yusep Cek IPAL PT. Sansan) 
CIMAHI, 60MENIT.COM - Senin (29/07/2019) Komandan Sektor 21, Kolonel Inf Yusep Sudrajat hari ini kembali melakukan pengecekan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PT. San San Saudaratex Jaya yang beralamat di Jalan Cibaligo No. 33, Kelurahan Cibereum, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi 

Pengecekan ini guna memastikan apakah pengolahan limbah di perusahaan tersebut, saat ini sudah memenuhi aturan atau belum. Pasalnya, PT. Sansan ini, sekitar 3 minggu yang lalu kedapatan limbahnya terbuang ke sungai Cibaligo melalui saluran Drainase

Dansektor 21 saat memberikan penjelasan kepada awak media
Setelah dilaksanakan pengecekan oleh Dansektor 21 beserta anggotanya, yang juga di dampingi Harry Danu, selaku pemilik perusahaan dan para staf-nya, serta disaksikan pula oleh para relawan, LSM PMPR Indonesia dan beberapa awak media baik dari Online, Cetak, maupun Televisi. Pengolahan limbah di perusahaan tersebut, dinyatakan sudah baik. Segala kerusakan alat yang terjadi pada saat ditemukan limbah kotor yang terbuang, juga sudah di perbaiki ada ikan koi, hidup di outlet pembuangan terakhirnya.

Sebelumnya, diketahui perusahaan ini telah di tutup saluran Drainase-nya. Karena dari gorong gorong Drainase tersebut, di temukan cairan berwarna dengan PH tinggi hingga mencapai tingkat 12. Pada saat itu sudah di konfirmasi, dan sudah di jelaskan oleh Avelia (staf perusahaan) terkait sebab dari kejadian itu.

Harry Danubrata saat tunjukan IPAL di perusahaannya
Avelia juga menjelaskan tidak ada unsur kesengajaan dalam kejadian tersebut, dan murni dari unsur kelalaian kerja dari SDM perusahaan tempatnya bekerja. Karena adanya kerusakan disalah satu pompa, sehingga air buangan dari boiler tidak tertampung dalam bak penampungan yang dari boiler, hingga meluber ke jalan dan masuk ke gorong gorong drainase.

Saat dikonfirmasi terkait kegiatan yang sedang dilaksanakan, kepada awak media Kolonel Yusep Sudrajat mengatakan," Hari ini, Senin Tanggal 29 Juli 2019, Sektor 21 melaksanakan pengecekan akhir IPAL PT. Sansan Saudaratex yang berlokasi di jalan Cibaligo No.33. Yang mana kurang lebih sekitar 2 minggu yang lalu, ada keluar limbah kotor yang terbuang melaui Drainase ke masyarakat. Melalui laporan dari masyarakat inilah, akhirnya saluran Drainase kami tutup", jelas Dansektor

Setelah kita konfirmasi ke perusahaan, lanjut Dansektor, pihak perusahaan mengatakan bahwa itu adalah masalah kesalahan kerja dan bukan pembuangan dari IPAL. Namun kami Sektor 21 tidak melihat itu, saluran tetap kami tutup dan kita kasih waktu untuk dilakukan pembenahan dan hari ini kita cek.

Kolonel Yusep sedang melihat Instalasi Pengolahan Air Limbah PT. Sansan
"Satu tahun yang lalu saya pernah datang kesini. Kondisi IPAL sudah ada, cuma kapasitas masih sedikit, hanya sekitar 1000 Meter Kubik/hari. Di kiri dan kanan, masih banyak lumpur kotor dan lain sebagainya. Karena PT ini sudah meningkatkan produksinya, sehingga ada pembangunan penambahan IPAL hingga mencapai 3000 Meter Kubik. Tadi kita lihat sendiri ada beberapa bangunan baru dan tadi kita tanya kepada Harry, selaku pemilik perusahaan. Menurutnya selama ini kurang lebih selama 1 tahun, pihaknya sudah bekerja untuk membangun IPAL, dengan biaya yang yang lumayan besar, hingga milyar-an. Tapi kita tidak melihat itu, itu adalah keharusan dan kewajiban perusahaan agar mengelola IPAL dengan baik", terang Dansektor

Dan yang terakhir, tambah Dansektor, bagi saya adalah mengambil sempel di saluran outlet terakhirnya. Dimana yang saya sarankan harus ada ikan koi hidup dan air hasil olahan sudah bening. Ini hasilnya, ucap Dansektor sambil memperlihatkan air hasil olahan yang sudah bening

"Ini yang kita nilai, kita lihat sudah baik berarti sudah aman untuk dibuang ke masyarakat. Karena saya paham, banyak perusahaan yang membangun dengan biaya milyaran, tapi hasilnya tidak seperti ini, maka saya tutup saluran pembuangan nya. Tapi kalau sudah bening, sudah layak untuk dibuang dan tidak merusak lagi lingkungan diluar di DAS Citarum", ungkap Kolonel Yusep

Kolonel Yusep juga menerangkan tugasnya selaku Dansektor yang berada dibawah Dansatgas, dalam hal ini Gubernur serta menyinggung arahan dari Menkomaritim, yaitu mengamankan Perpres No. 15. Tahun 2018 guna mempercepat Revitalisasi DAS Citraum, baik secara sungai nya diperbaiki, maupaun airnya sudah baik dan bisa dimanfaatkan, karena selama ini air sungai Citarum tidak bisa dimanfaatkan dan sekarang sudah mulai berbenah kearah sana.

Satgas Sektor 21-13 sedang buka Cor-an Drainase PT. Sansan
"Dengan kondisi ini, kita sudah lihat semua. Nah tadi secara simbolis sudah kita buka, dan sekarang kita buka Cor-coran-nya. Kita berharap ini selalu dikelola dengan baik, kalau ada kebocoran atau yang terjadi diluar prosedur, segera kasih tahu saya atau kasih tahu Satgas Subsektor yang ada disini, karena masyarakat itu sudah cepat sekali tanggap. Begitu sungai terlihat kotor, mereka foto dan video lalu lapor ke saya dan kadih tahu kemana mana. Sehingga saya tidak mau lagi ada berita keatas, seolah olah Satgas membiarkan hal-hal seperti ini dan ini tidak boleh terjadi", pungkas Kolonel Yusep mengakhiri penjelasannya

Sementara Harry Danubrata selaku wakil Direksi PT. San San menjelaskan," Kalau dari pabrik Sansan sendiri berdiri sudah lebih dari 35 Tahun,  saya belum lahir pabrik sudah ada. Kemudian untuk pengolahan IPAL, kita memilih investasi jangka panjang. Kita memilih proses biologi, sehingga operasional cost kita lebih rendah. Memang investasi di awal lebih tinggi, bisa kita lihat tadi, kita butuh bak-bak besar dan tangki-tanki besar. Itu karena kami memilih proses biologi, jadi di bandingkan proses kimia yang membutuhkan lahan kecil dan waktu lebih cepat, proses biologi ini membutuhkan wakyu yang lebih lama. Akan tetapi, nantinya kita tidak perlu menggunakan kimia lagi", ungkap Harry

Harry Danubrata salah satu pemilik PT. Sansan Saudaratex
Prosesnya sendiri, lanjut Harry, kami memilih proses yang cukup bertahap, gunanya untuk memastikan hasil olahanya. Saat ini boleh dikatakan hasilnya mendekati sempurna.

"Proses yang kami lakukan adalah Ekualisasi, atau pencampuran semua limbah menjadi satu. Kemudian kita mempunyai proses pendinginan, supaya temperatur menurun, lalu kita masukkan ke Anaerob. Dimana bakteri tidak menggunakan oksigen untuk penyempurnaan terutama diwarna, lalu kita masukan pada aerase kami, dalam waktu tinggal selama 20 jam. Disanalah terjadi banyak sekali reduksi, jadi air dan kotoran itu dipisahkan secara biologi", jelas Harry menerangkan kepada para wartawan tentang proses IPAL miliknya

Sementara menanggapi pertanyaan salah satu wartawan terkait pengolahan yang saat ini sudah bagus serta menanggapi kejadian pada saat di Cor Darainase akibat ada limbah kotor keluar Harry menerangkan," Itu adalah komitmen kami dan tim, kami sudah berinvestasi cukup besar dan itupun modal kami sangat sulit. Karena kami menggunakan modal bekerja untuk inverstasinya, apa gunanya kami investasi sangat besar tapi kami masih melakukan kesalahan yang sama", ulasnya

"Komitmen kami adalah, menjaga dan memastikan kalau hasil pengolahan kita baik. Karena secara bisnispun, dengan pengelolaan yang baik cost kami ternyata lebih rendah dan sudah saya hitung cukup menguntungkan juga", ucap Harry dengan penuh keyakinan

Harry Danu sedang menjelaskan Proses IPAL kepada Dansektor 21, Kol. Inf Yusep Sudrajat
Bahkan dirinya juga menjelaskan akibat kesalahan yang kemarin, pihak perusahaan sampai memutuskan hubungan kerja (PHK) karyawan yang melakukan kesalahan dan ada juga yang di beri surat peringatan

Sedangkan diminta pendapat dan harapan untuk perusahaan lain kepada awak media  Harry mengatakan," Kami mengerti, berat sekali untuk masalah IPAL ini. Kitapun hampir 1 tahun melaksanakan pembenahan. Tetapi apa yang kita rasakan setelah memiliki pengolahan limbah yang baik, hidup jadi tenang dan kami bisa konsentrasi untuk produksi. Intinya dengan IPAL yang baik, hidup kita juga lebih tenang", pungkas Harry 

(T.Pro)