Hadir dalam acara pelantikan tersebut Wamenag Nasaruddin Umar, Sekjen Bahrul Hayat, Dirjen Pendis Nur Sam, Dirjen Bimas Islam Abdul Djamil, Dirjen Bimas Hindu Yudha Triguna, Irjen M. Jassin, Staf Ahli Menag, dan sejumlah pejabat Eselon II Pusat.
“Harus diakui bahwa riset dan publikasi ilmiah belum dapat perhatian maksimal di PTAN,” ujar Menag.
Padahal menurut Menag, salah satu parameter keunggulan perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah, yang memerlukan dorongan dari para pimpinan PTAN dan wajib difasilitasi oleh lembaga perguruan tinggi ialah pengembangan riset dan publikasi ilmiah. Perbandingan antara karya penelitian dan publikasi ilmiah dengan jumlah mahasiswa belum ideal.
“Untuk itu saudara pimpinan PTAN, saya minta memperhatikan pengembangan riset dan publikasi ilmiah di lingkungan PTAN yang melibatkan seluruh mahasiswa dan dosen sesuai bidang dan minatnya masing-masing. Riset dan publikasi ilmiah yang perlu dikembangkan di lingkungan PTAN adalah tentu yang sejalan dengan visi dan misi PTAN serta memberi manfaat positif terhadap kemajuan umat dan pembangunan bangsa,’ kata Menag.
Perkembangan dan transformasi di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Negeri (PTAN) yang cukup pesat menjadi tantangan tersendiri untuk menyiapkan sumberdaya manusia pada level pimpinan perguruan tinggi.
“Kepemimpinan di perguruan tinggi memiliki karakteristik yang spesifik, karena mencakup segi-segi akademik dan non akademik yang harus dikelola secara simultan dan paralel,” tutur Menag.
Dalam kesempatan tersebut Menag mengingatkan bahwa sebagai pimpinan tertinggi Perguruan Tinggi Agama Negeri harus menyusun dan mengawal perencanaan strategis untuk mengembangkan tradisi keilmuwan dan manjemen perguruan tinggi yang kokoh dengan identitasnya dan memiliki kualitas sebagai pusat keunggulan studi agama. Sekalipun PTAN membuka fakultas dan program studi umum, namun harus mengembangkannya dalam kerangka integrasi keilmuwan dengan ilmu agama. (dm/dm).