-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Pengawasan dan Pemeliharaan Tanaman Keras KBU, Terus Dipantau Satgas Sektor 22 Sub 17

60menit.com
Minggu, 06 Juni 2021

60menit.co.id Serka Suyanto, Satgas Dansub 17 sektor 22 melakukan pemeliharaan tanaman keras dan pemeliharaannya, Minggu (6/06/2021)

60MENIT.co.id, Kab. Bandung | Satgas Citarum Harum sektor 22 sub 17 masif melakukan perawatan pohon jenis tanaman keras, hasil tanam mandiri satgas sektor 22 pada program penghijauan di Kecamatan Cimenyan.


Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung merupakan target utama penanaman pohon keras di Kawasan Bandung Utara (KBU) yang terkenal dengan sebutan Lahan Kritis karena alih fungsi lahan. Dari lahan hutan ke lahan pertanian sayuran. 


Dansektor 22 Citarum Harum (Kol. Inf. Eppy Gustiawan) memfokuskan program di KBU untuk mengembalikan citra KBU ke lahan hutan, dengan menanam pohon keras jenis buah buahan. 


Menurutnya lahan KBU Cemenyan harus tetap eksis di mata nusantara yang terkenal dengan sebutan Sentra Sayuran Nusantara. Kendati demikian Kolonel Eppy Gustiawan punya tujuan Bahwa Cimenyan harus terkenal pula sebagai Sentra Wisata Buah Unggulan. 


"Kedepan kecamatan Cimenyan harus menyandang Sentra Buah Unggulan, maka kita menanam pohon keras jenis buah buahan harus konsen pada pemeliharaannya," ujar Eppy. 


Hal yang sama dikatakan oleh Dansub 17 sektor 22 (Serka Suyanto) yaitu penanaman pohon itu hal yang berarti, namun lebih berarti lagi jika penanaman di kawal dengan pemeliharaannya. 


"Suatu hal yang mudah jika hanya melakukan penanaman saja, alhasil banyak yang gagal tanam, maka sebuah pengawalan dari kami yaitu pemeliharaan pohon hingga sesuai tujuan," kata Suyanto. 


Tujuan untuk menghijaukan kembali KBU Cimenyan sudah ratusan ribu pohon keras yang ditanam, namun tanpa pemeliharaan hanya 15 hasil tanam yang tumbuh (hasil survay satgas sektor 22 Tahun 2019).


Gagal tumbuhnya hasil tanam tahun tahun ke belakang, banyak faktor penyebabnya yaitu kenakalan tangan tangan usil manusia, kekurangan air dan kurangnya aerasi tanah yang menyebabkan busuk akar. 


"Untuk penyelatan hasil tanam kami terus melakukan pemeliharaan, yaitu dengan pemupukan, penyiraman, penggemburan tanah sebagai normalisasi aerasi tanah dan pengawasan dari usilnya tangan jahil manusia itu sendiri," jelas Yanto. 


Setiap hari satgas melakukan patroli dan sosialisasi, dengan fungsi pengawasan hasil tanam dan kondisi sungai yang ada. Sedangkan sosialisasi satgaselakukan komunikasi sosial dengan masyarakat juga penggarap pertanian. 


"Program Citarum Harum kami kenalkan kepada mereka, dengan tujuan mereka bisa ikut berperan menyelamatkan KBU dari lahan kritis," tutup Suyanto. 


(zho)