-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


E-Budgeting, Inovasi Birokrasi Kota Bandung

60menit.com
Jumat, 15 April 2016

BANDUNG, 60MENIT.COM - Kota Bandung semakin mempersiapkan diri untuk meningkatkan berbagai pelayanan birokrasi yang sistematis dan inovatif demi melaksanakan transformasi birokrasi yang lebih akuntabel. Walikota Bandung Ridwan Kamil yakin bahwa pelayanan yang prima dan sistematis akan mengefektifkan kinerja pemerintah sekaligus meningkatkan kepercayaan publik.

"Semakin Bandung ini semakin baik sistemnya, hidup ini sebetulnya semakin nyaman. Kita hidup semakin tenang, kita merasa tidak dikejar-kejar oleh tugas yang rasanya melelahkan," kata Ridwan.
Hal tersebut diungkapkan Ridwan dalam arahannya pada kegiatan sosialisasi hasil studi banding mengenai e-budgeting ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kepada seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di wilayah pemerintahan Kota Bandung yang bertempat di Auditorium Balaikota Bandung, Jl. Wastukancana No. 2 Bandung Jumat (15/04/2016).
Program e-Budgeting merupakan salah satu yang menjadi terobosan Ridwan dalam mereformasi birokrasi di Kota Bandung. Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, mengatakan bahwa e-Budgeting ini merupakan bagian dari inovasi sesuai dengan rumus segitiga pembangunan Kota Bandung, yakni inovasi, desentralisasi, dan kolaborasi.
"E-budgeting ini adalah cara kita untuk mengatur anggaran supaya kita tidak riweuh di ujung. E-budgeting ini bagian dari inovasi. Saya ingin kita ini masuk ke golongan individu-individu yang selalu berpikir inovasi sesuai dengan rumus membangun Bandung," tutur Emil.

Dalam arahannya, Emil ingin seluruh SKPD kini mengubah pola pikirnya sehingga tidak lagi membuat program berdasarkan ada tidaknya anggaran. Emil ingin agar seluruh pimpinan SKPD berkreasi membuat program yang inovatif, baru dicari anggarannya.

Berdasarkan hasil studi banding ke Pemprov DKI Jakarta yang telah lebih dulu menggunakan sistem e-budgeting, penyerapan anggaran terbilang rendah di tahun pertama. Hal ini disebabkan karena penggunaan e-budgeting tersebut belum diiringi dengan perubahan pola penganggaran. Emil mengevaluasi, kelemahannya terdapat pada perencanaan yang kurang mendetil. 

“Jadi sekarang mari kita belajar lagi para Kepala SKPD ini tentang perencanaan versi baru ini. Tidak ada yang baru sebenarnya dalam ilmu perencanaan. Hanya harus detil, harus jelas. Problem e-budgeting ini kalau tim ini malas merinci detil,” kata Emil. 

Pada kegiatan tersebut, Sekretaris Daerah Kota Bandung Yossi Irianto menambahkan bahwa Kota Bandung bisa berhasil dalam e-budgeting ini jika konsisten dengan pola yang sudah ditetapkan. 

“Karena kita berbeda dengan Jakarta. Kita lebih mengawali, kita punya modal data. Hanya tinggal bagaimana seluruh SKPD memahami tentang progress alurnya,” papar Yossi.

Menurutnya, e-budgeting akan berhasil dengan dua syarat, yakni political will dan perencanaan. Jika keduanya sinergis, maka e-budgeting ini akan berjalan dengan baik. Yossi mengajak para pimpinan SKPD untuk merubah paradigma sesuai dengan arahan walikota agar terbuka dengan sistem yang baru ini.
“Yang penting cermati, pahami, dan mari kita bekerja bersama-sama,” pungkasnya. (al)