-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Rp. 240.000.000,- Per Tahun Penggarap Lahan Gunung Rakutak Setor Ke KRPH

60menit.com
Jumat, 30 Maret 2018

Kololonel Inf.Asep Nurdin (Dansektor 3) dan Amaludin Ketika diwawancarai Puluhan JPCH



Amaludin (Kades Cikawao Kec. Pacet)
BANDUNG, 60MENIT.COM - Pacet (30-03-2018) Masyarakat yang tergabung di kelompok tani gunung Rakutak desa cikawao kecamatan Pacet kabupaten bandung bekerja sama dengan oknum pihak perhutani setiap musim selama 4 bulan untuk lahan tanaman sayuran mendapatkan Rp 200 ribu/anggota  dari jumlah anggota sekitar 400 yang terdaftar selama ini, jadi kalo dijumlahkan sebesar Rp. 80.000.000 per musim x 3 : Rp 240.000.000/tahun.

Menurut penggarap lahan  "yang penting ada pemasukan buat oknum pihak Perhutani walau adanya program PHBM untuk menanam tanaman keras sebagai penghijauan gunung Rakutak diganti Ama kami menjadi tanaman palawija" ucap kades mempraktekkan ucapan warga penggarap.

Namun program PHBM yang telah digelondongkan pada tahun 2000 namun mengalami kegagalan, soalnya tanaman keras yang ditanamkan pada program itu mendadak satu persatu hilang dan berubah menjadi tanaman palawija, hal ini pernah diusut oleh kades, namun setiap diusut Kepala Resort Pemangku Hutan (KRPH) nya langsung diganti, dan begitupun seterusnya berkali-kali.

Alasan para penggarap tanah tersebut yang tergabung di kelompok tani ketika ditanya oleh kades cikawao "Biarin aja tanaman keras itu hilang yang penting kan ada pemasukan buat petugas perhutani" ucap kades ketika diwawancarai oleh wartawan 60menit.com.

Bahkan Pernah terjadi longsor yang menyebabkan 10 rumah tertimbun, hal ini  disebabkan karena  sudah tidak adanya lagi tanaman keras, juga pihak Perhutanipun pernah menyediakan bibit tanaman kopi namun itu semua harus dibeli oleh masyarakat,  intinya pihak perhutani selama ini tidak pernah mengeluarkan biaya untuk program penghijauan jika adapun hanya sebagian kecil saja dan nyatanya sampai saat ini masih tidak terlihat hasilnya.

Kades Cikawao (Amaludin) mengatakan "hal ini sudah dilakukan yaitu upaya untuk bersosialisasi dengan masyarakat dan pernah juga di laporkan ke pihak kepolisian namun sampai saat ini belum ada hasil" ucapnya, beliau berharap agar masalah hal ini dapat segera diselesaikan, supaya banjir yang selama ini menimpa warga kabupaten bandung dan sekitarnya dapat segera diatasi, "coba kita bayangkan kalo tanaman keras yang ditanam tahun 2000 artinya sekarang sudah berumur 18 tahun sudah sebesar dan setinggi apa, terus resapan air dan akarnya sangat bermanfaat dan mencegah longsor juga banjir, maka gunung Rakutak ini akan lebih utuh dan kuat" Pungkasnya. 
(Teguh pro - Zhove)