-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Akan Hadapi Masalah Besar Kubu Jokowi Pasca Kasus Ratna Sarumpaet

60menit.com
Sabtu, 06 Oktober 2018



JAKARTA,  60MENIT.COM - (6-10-2018) Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra, menyebut pendukung Prabowo paham soal pernyataan hubungan baik dengan Cina.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai, kasus hoaks Ratna Sarumpaet adalah perkara yang dipolitisasi untuk menarik simpati publik.

Muzani mengakui, kasus hoaks Ratna Sarumpaet tersebut berimbas negatif terhadap kubu Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

"Ini kan (politisasi kasus hoaks Ratna) namanya juga untuk menarik simpati publik. Nanti juga ada masalah yang lebih besar dari masalah Ratna, dan publik juga harus siap menghadapi situasi itu," kata Muzani di Hotel Santika, Depok, Jawa Barat, (5/10/2018).

Muzani menilai, politisasi kasus seperti perkara hoaks Ratna Sarumpaet adalah hal biasa. Apalagi dalam pertarungan pada masa kampanye Pilpres 2019.

Karenanya, Muzani menilai, kasus hoaks penganiayaan yang diciptakan Ratna Sarumpaet  dan turut berekses terhadap kubu Prabowo - Sandiaga seharusnya bisa dijadikan peringatan bagi blok politik rival, Jokowi - Maruf Amin.

"Ya biasalah. Saya menganggap perkara Ibu Ratna ini betul dipolitisasi, dan ya sebenarnya biasa saja. Nanti akan ada satu masalah yang akan dihadapi kubu Jokowi  - Maruf Amin, melebihi dari kasus Ratna. Saya sudah hitung soal itu," jelasnya.

Lebih jauh Muzani mengatakan, pertalian tim sukses Prabowo - Sandiaga Uno dengan Ratna Sarumpaet sebenarnya sudah selesai.

Penyelesaian hubungan kubunya dengan Ratna yang kini menjadi tersangka kasus penyebaran informasi bohong alias hoaks tersebut, ditandai oleh surat permohonan maaf perempuan itu kepada Prabowo pada Rabu (3/10).

Dalam surat itu, kata Muzani, Ratna sudah mengakui kebohongannya dan meminta dimaafkan.

Muzani memahami, arah politisasi kasus hoaks Ratna Sarumpaet kekinian lebih menyasar pada yang disebut  sebagai penyebar kebohongan perempuan itu.

Satu dari sekian banyak yang dituduh menyebar kebohongan Ratna itu adalah Prabowo. Sebab, Prabowo sempat menggelar konferensi pers untuk mendukung Ratna.

Persisnya, konferensi pers Prabowo dilakukan sebelum klaim penganiayaan itu diakui ibu dari artis Atiqah Hasiholan tersebut sebagai hoaks.

Namun, Muzani berkilah, Prabowo tak ikut menyebar hoaks, melainkan menjadi korban kebohongan Ratna.

"Kini yang dikejar itu adalah yang menyebar informasinya, Pak Prabowo. Tapi kan, Pak Prabowo bicara soal itu (sempat membela Ratna) karena berdasarkan informasi dari yang bersangkutan sendiri. Kan kira-kira begitu kronologinya," tandas Muzani. (* Net)