-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Sigit Iskandar Menjawab - Kenapa Kita Harus "BADAMI" Tanam Pohon

60menit.com
Senin, 18 Februari 2019


Sigit Iskandar (Tokoh Pemuda, Penggiat Lingkungan dan Budayawan Sunda) Kota Bandung

BANDUNG, 60MENIT.COM - (18-02-2019) Banjir di Kota Bandung Raya ketika hujan deras kini sudah terbiasa, dulu banjir hanya cileuncang namun kian kemari banjir di Kota Bandung sangat meluap bahkan bisa dibilang semakin dahsyat terutama di daerah Karasak, Citepus, Gedebage, Antapani, Kopo, Pagarsih, Astana Anyar dan banyak lagi daerah pelosok Kota Bandung hingga satu perempatnya Kota Bandung mengalami Banjir.

Dalam liputan khusus ketika 60Menit.com mengunjungi Seorang Tokoh Pemuda Kota Bandung, beliau juga adalah Seorang Budayawan Sunda yang sangat peduli terhadap lingkungan dan Tatar Sunda yang Hijau dari Pepohonan dan Kelestarian Budaya Sunda demi alam Tatar Nusantara terhindar dari Bencana, (yaitu Sigit iskandar)

Dibawah ini adalah luapan ungkapannya tentang perlunya penanaman pohon untuk selamatkan Alam termasuk Lingkungan dan Sungai

BADAMI adalah Budaya, Agama dan Alam Ekonomi istilah ini mengandung filosofis bahwa lingkungan sudah darurat hayu kita musyawarah bagaimana baiknya.


BADAMI arti bahasa Indonesianya adalah Berembug.
BADAMI : Musyawarah adalah budaya kita, Badami dalam hal agama "Jangan saling hujat", juga Badami bahwa rakyat kita kasihan sangat terhimpit secara ekonomi.

Bandung Adalah Cekungan
Kerusakan lingkungan Kota Bandung merupakan indikasi perlu pergerakan semua lini untuk perbaiki lingkungan, yaitu perlu bersihnya sampah namun lebih utama Kota Bandung sangat perlu kita perhatikan adalah pepohonan, bila kurangnya pepohonan pasti segala bencana akan muncul terutama bahaya banjir, longsor bahkan gempa bumi.


Sigit Iskandar
Dampak gempa bumi selain disebabkan oleh aktivitas gunung juga disebabkan oleh kurangnya pepohonan, yang memiliki fungsi untuk menyerap air dan menyimpannya dalam tanah hingga menjaga air di permukaan tanah, apabila tidak ada pohon maka permukaan tanah terus kebawah dan menyentuh lempengan maka bisa menyebabkan gempa apabila hal ini menjorok ke laut maka bisa terjadi Tsunami.


Salahsatunya fungsi pohon adalah pemecah angin artinya bisa mencegah adanya puting beliung, menahan tekanan panas matahari langsung untuk menjaga kesejukan suasana dengan proses potosintesis akan menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan manusia maka Bandung merupakan cekungan akan terhindar dari kotornya oksigen yang sangat berpengaruh pada Kesehatan Mahluk Hidup termasuk Manusia.

Kota Bandung sangat sensitif yang mudah terpengaruh oleh udara dan oksigen karena Kota bandung tergolong pada Cekungan Bumi, maka perlu Oksigen yang positif dikeluarkan pepohonan yang jelas Tanaman Keras.


Kebutuhan pohon yang memadai untuk keseimbangan lingkungan Kota Bandung bisa digolongkan pada tiga aspek, yaitu dinilai dari sudut pandang Agama, Budaya dan Kebutuhan.


Sigit Iskandar Ketiak Membibitkan Pohon Kopi

Sudut Pandang Segi Agama ;
Sebagai muslim jelas bersandar pada Al Qur'an, (yaitu Qur'an Suroh : 11 : 116 - 121) diantaranya ; Tugas manusia sebagai Kholifah yang wajib memakmurkan bumi / menyuburkan (HUD ayat 61), Alloh tidak suka pada orang yang merusak alam (Al-Qosos), Rusaknya alam dan lautan karena tangannya manusia (Ar-Rum 30), Siksa yang pedih buat manusia yang dzolim terhadap orang lain dan merusak alam (As-Syuro 31), Kaum Add membobol gunung-gunung di jadikan mahligai (rumah) sehingga bencana lah bagi mereka (As-Syuro), hal ini menjadi tolak ukur bahwa banyak dibukanya lahan hijau untuk pembangunan perumahan maka seolah kita ini kembali pada jaman kaum Add yang menuai bencana dan hal ini sudah terjadi di lingkungan Bandung Raya, yaitu Banjir ketika musim hujan, susah air ketika tidak ada hujan, artinya serapan air dan penyimpanan air tanah sudah tidak normal,


Sigit Iskandar Ketika Melestarikan Pohon Bambu


Ketidak stabilan alam saat ini sudah jelas terpengaruh oleh kurangnya pemahaman tentang amaliah umatnya, terutama pada bab amal zariah untuk 8 (delapan) hasnaf. seharusnya manusia tidak melupakan pula amal zariah yang diutamakan pada lingkungan atau pada alam, karena hal ini akan menghidupkan semua unsur kehidupan yaitu; binatang tanah, semut, ulat, binatang melata, burung semuanya ikut hidup, terkondisikannya aerasi tanah (udara tanah), penyerapan dan penyimpanan air tanah, oksigen juga terkondisikan bahkan buahnya (hasil tanaman keras) bisa bermanfaat dan menguntungkan bagi manusia terutama buat Delapan asnaf tersebut dan inilah salahsatu makna Rahmatan Lil Al-Amin.


Sudut Pandang Segi Budaya ; 
Menelisik jaman dahulu ada istilah Gunung Larangan, yaitu gunung yang disucikan artinya gunung ini tidak boleh dirusak, dilarang menebang pohon-pohonnya karena didalamnya ada air yang di ikat oleh pohon yang harus dilindungi, bila diimplementasikan dengan Negara Arab Saudi yang disebut Tanah Harom karena didalamnya ada yang disucikan seperti adanya Ka-bah Baetulloh dan Air Zam-zam, dan jelas ini semua sangat dijaga kelestariannya.


Banjir Hingga 8 Rumah Mewah Rusak,  3 Orang Meninggal Dunia, 10 Mobil Rusak dan Belasan Motor Rusak Pula (Banjir Cilengkrang)

Adapula budaya leluhur Sunda jaman dahulu yang disebut dengan Gunung Tutupan (Titipan) dan ada pula Gunung Garapan sehingga mencuat pula perilaku manusia ketika ada di alam, gunung ataupun hutan dengan istilah Sanget (Seram) dan Pamali itu semua merupakan suatu upaya para leluhur untuk menjaga kehati-hatian yang diturunkan sikapnya kepada para anak cucunya supaya jangan sampai merusak gunung dan hutan.


Ketika Giat Kepemudaan
Dari Budaya Sunda tempo dulu ini ada juga istilah Pasir ulah dilegokkeun, nu legok ulah disaeuran ini mengandung arti bahwa Gunung jangan dipugar dan sungai ataupun situ jangan sampai diurug, budaya itu semua seharusnya masih sejalan dengan jaman sekarang, kalau tidak dijalankan bencana yang akan ada seperti saat sekarang yang kita rasaan, yaitu serapan air tanah kurang sehingga mudah terjadi banjir, ketika tidak hujan sungai dan sumurpun kering karena tidak ada stok air tanah yang tersimpan, dan ini sudah jelas kurangnya pohon keras yang ada di lingkungan kita, maka betapa perlunya penanaman pohon tananman keras sebagai tindakan untuk menyelamatkan alam yang kita cintai ini, dan kita harus berpandangan pada masa yang akan datang demi keselamatan generasi kita, apabila hal ini dibiarkan maka akan bertambah repot buat masa datang.

Hal ini cocok dengan istilah sunda yaitu ; 
Leuweung hejo rahayat bisa ngejo tapi mun leuweung rusak rahayat balangsak, hejo ngemploh leuweungna recent manukna bakal makmur jelmana (hijau lebat hutannya, banyak burungnya, melimpah airnya, banyak ikannya, maka akan makmur manusianya). Budayakeun melak, pasti hasilna metik.


Tanda Alam Kini Sudah Rusak - Pegunungan Berubah Fungsi Jadi Lahan Pertanian (Bukan Hutan Lagi) - Puncak Bintang

Sama halnya dengan istilah Budaya Sunda "Leuweung kaian gawir awian" artinya hutan ditanami Pohon Keras (bukannya ditanami sayuran) dan pinggir sungai tanamilah Pohon Bambu, coba kita bandingkan kalo sekarang kan pinggir sungai dipasang Kirmir maka hal ini mudahnya jebol ketika banjir dan adanya pergerakan (geseran) tanah sedangkan kalau ditanami pohon bambu selain betonisasi alam juga penahan erosi, penyimpanan dan penyaringan air maka air sungai menjadi bersih dan bening juga oksigen yang dihasilkan pohon akan normal karena daun bambu yang banyak.


Sudut Pandang Segi Kebutuhan ;

Kebutuhan Oksigen per orang adalah  1,2 hingga 1,5 Kg, jelas semakin banyak pohon kebutuhan ini akan tercukupi.


Kebutuhan manusia akan air sebanyak 140 liter per hari per orang (Yaitu; untuk makan, minum, mandi dan mencuci) bisa dihitung  berapa kebutuhan total penduduk Kota Bandung (misal 140 ltr x 2.500.000 (penduduk) : 350.000.000 ltr/hari) bagaimana untuk mencukupi kebutuhan tersebut? untuk kebutuhan air se Kota Bandung dengan kondisi sekarang yang jelas tidak memungkinkan, solusinya adalah dengan Gerakan Tanam Pohon apalagi setiap hari penduduk semakin bertambah banyak.


Pohon yang banyak menyerap dan menyimpan air tanah adalah Pohon Beringin dan Pohon Trembesi (bisa menyimpan air hingga 4.000 ltr/pohon) Pohon Mahoni (2.000 ltr/pohon), Pohon Bambu (bisa menyimpan dari 500 - 1.000 ltr./Rumpun)


1 Rumpun Bambu
Ada kelebihan dari pohon bambu yaitu bersifat tumbuhan genjah artinya pohon dengan reproduksi cepat maka penyimpanan air tanah bisa lebih banyak lagi dalam waktu satu tahun di banding pohon keras lainnya hingga 6 Tahun menunggu reproduksi dan besar.

Tiap tebing sungai atau bantaran sungai lebih bagus ditananmi Pohon Bambu, karena akar bambu merupakan daya betonisasi tanah lebih kuat, dan kami mendirikan yayasan bambu yang nantinya sangat membutuhkan pohon bambu yang siap panen, dan ini kedepannya akan menciptakan daya saing perekonomian yang berkelanjutan.


Dengan keberadaan saat ini artinya Kota Bandung membutuhkan Jutaan Pohon sebagai penyelamat lingkungan, dari air juga Oksigen sedangkan lahan kosong di Kota Bandung kurang dari kebutuhan itu, 


Sebagai solusi dari kebutuhan penanaman pohon di Kota Bandung dengan lahan yang kurang memadai maka paling bisa dengan cara kombinasi dengan pembuatan sumur resapan di tiap rumah dan perusahaan atau perkantoran dengan cara disesuaikan keberadaan lahan dan jarak tanam yang memadai.

Dengan kerendahan hati, Sigit Iskandar sampaikan mohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan dalam pemahaman ungkapan luapan solusi buat lingkungan yang kita cintai ini.

 (Zhove)