-->

Header Menu

HARIAN 60 MENIT | BAROMETER JAWA BARAT
Cari Berita

60Menit.co.id

Advertisement


Abah Anton Charliyan : Budaya Sunda & Nusantara Selaras dg Ajaran Islam, karena sudah Samawi sejak awal

Selasa, 19 Oktober 2021

   

60menit.Com-Abah Anton  Charliyan : Budaya Sunda & Nusantara  Selaras dengan Ajaran Islam, karena sudah Samawi sejak awal.Senin.18 Oktober 2021


60MENIT.com-Tasikmalaya Sukaraja Oktober 2021. Anton Charliyan Mantan Kapolda Jabar yg sekarang lebih Akrab Dipanggil Abah Haji Anton Sebagai Ketua Dewan Pembina di Padepokan Pencak Silat & Pesantren Pajajaran Pusat,  dalam  Sambutannya pada Peringatan Maulid Nabi Besar Habibina wa Nabiyana Sayidina Rosulullah Muhammad Saw. 


 Menyampaikan bahwa : Budaya Sunda & Nusantara itu Selaras dengan Budaya Islam yang dibawa Rosulullah Nabi Muhammad Saw,  karena sudah menganut Agama Samawi Sejak Awal yg Berketuhanan Yg maha Esa. 


Sebada dengan Sambutan Sesepuh Guru Besar Padepokan Rd.H Uyut Sani Wijaya Natakusumah SH Msi.


 Hal tersebut dibuktikan dengn Tulisan-tulisan Prasati & Naskah-naskah Kuno yg ada di Tatar sunda dan seluruh Nusantara , contoh dalam Prasasti Kawali dan Naskah Amanat Galunggung Dikatakan ; bahwa jika ingin Jaya , setiap manusia Sunda Harus selalu ada dlm jalan Yang Benar dan Lurus  " Pakeun Heubeul Jaya dibuwana Pake Gawe Kerta Bener " , selaras dengan ayat dlm Al fatihah = Ikhdinas sirotol Mustaqin, Sirotolladzinna ...dst ;  Tunjukanlah jalan yang Lurus dan Benar , Sebagimana jalanya orang-orang Terdahulu yg sudah engkau Tunjukan Kebenaran.


Kemudian ; "Pake gawe Kreta Rahayu, Ulah botoh bisi Kokoro, kudu Ngelmu Pare " yang artinya  ;  membangun Kekuatan dg Kedamaian, jangan Serakah akan celaka, serta harus Membangun Kekuatan dengan Kerendahan Hati = selaras dgn Sikap dan Ajaran Islam yg Harus Tawadhu rendah hati , Jangan Serakah harus menjaga hati serta membawa Kedamaian yg Rahmatan lil Alamin bagi seluruh Umat dan Alam semesta. Dari bukti & kajian kecil saja ternyata Budaya Sunda dan Ajaran Islam  sudah sama & Selaras,  sehingga dgn adanya Maulid Nabi ini, tidak perlu ada lagi perbedaan Faham antara Budaya dan Agama, apalagi sampai terjadi benturan karena salah faham dgn Tata cara Adat Tradisi yg selama ini dilaksanakan , padahal semua nya Tujuannya sama, untuk yang maha Kuasa Tuhan YME. 


Dimana Tuhan YME ini juga sama dgn Istilah Masyarakat Sunda Kuno sebagai Sanghyang Tunggal.


 Hal ini lebih ditegaskan dgn Ajaran Masyarakat Baduy Banten yang intinya bahwa Sanghyang Tunggal itu adalah : Hyang Nu teu Mangrupa, nu teu Sarua jeung sasaha, nu teu Berwarna, Ayana di Euweuh Euweuhna di aya, Tidak berwujud tapi ada dimana-mana.


Mereka bahkan Mengatakan bahwa Tuhan yg Umat Muslim sembah , sama dgn Hyang Mereka, Karena "Hyang" itu merupakan Penghalusan dari Kata " Hwa ", yg mana HWA itu Tuhannya umat Muslim dan juga Tuhanya Agama2 Samawi lain Seperti agama Yahudi Tuhanya dikenal dgn sebutan ; Ya Hwa, 


Hal ini selaras dg Surat Al Ikhlas yg berbunyi ; "Qul HWAlloh Hu Ahad " : Katakakan lah bahwa HWA itu Allah yg maha Esa. Yg mereka sebut sebagai Sang Hyang Tunggal , Sanghyang Widi Sanghyang Wenang,  

Apalagi mereka menyebut bahwa ; "  ageman kami adalah agama Adam , agama kami ngarana "SLAM SUNDA Wiwitan Ageman nu rek ngajaga Agama Adam.


 jika Agama tersebut Berasal dan berawal dari Nabi Adam artinya Agama tsb adalah Agama SAMAWI,  Agama Yg di bawa para Nabi dan Rosul sbg Utusan Allah.


Sepertinya masyarakat Adat Sunda Baduy ini merupakan Satu-satunya Masyarakat Adat yg punya Nabi, yg menganut Ajaran Ke Nabian, apalagi ajaran Nabi Adam As sbg Nabi pertama, sehingga dgn demikian bisa disimpulkan bahwa sejak Pertama ada Masyarakat Sunda Kuno Sudah Beragama Samawi. Dari Nama saja hampir Mirip SLAM dan ISLAM. 


Ajaran Islam lain yg selaras dgn Budaya Sunda & Nusantara al ; 

 * Shalat =  Sembahyang , menyembah Sang Hyang 

* Puasa  = Tapa,  Tirakat dll. 

* Zakat = Budaya Leuit mengumpulkan padi, Perelek mengumpulkan beras, Hajat Buruan, hajat Panen membagikan Makanan dll. 

* Wudhu Bersuci = Cikahuripan, budaya sumber mata air ditempat-tempat Suci. 

* Tafakur Nabi di Goa-goa = Tapabrata, Nyepi,  di Goa-goa. Dll, 

Dimana budaya Ritual-ritual Ke Nabian tsb semua ada dlm Budaya Sunda & Nusantara, yang sampai hari ini masih kental melekat di masyarakat, karena sudah mendarah daging menjadi budaya.


sejak zaman Nenek moyang , justru Budaya tsb Tidak ada di tengah-tengah Masyarakat Timur Tengah yg konon Khabarnya sbg Cikal bakal Turunnya para Nabi dan Rosul, apalagi dlm budaya  Masyarakat Eropa dan Amerika. 

Anton Charliyan Mantan Kapolda Jabar yg sekarang lebih Akrab Dipanggil Abah Haji Anton Sbg Ketua Dewan Pembina di Padepokan Pencak Silat & Pesantren Pajajaran Pusat,


Makanya Salah satu Buku Tulisan Karya Anton Charliyan  Mengambil judul : ^ Budaya Sunda Selaras dgn Budaya Kenabian ".


Hadir dalam Acara tersebut Ada 3 di Kab Tasik mewakili Bupati Tasik,  Kadisbudpar , Bunda Eni DPD RI Jabar,  Bunda Ully Sigar Panglima tinggi Baranusa ,  Paramitha Rusadi artis lawas yg tetap menawan, Utusan Kesultanan Solo, Rajawali Sokapura Rd Dicky, Ir Safari Agustin Ketua Geopark Galunggung,  Para Tokoh adat dan Budaya al Abah Alam dr Bandung, Abah Dede Panjalu, Dadang Macan Ali,  Ratu Sekar , Ratu Suningrat, Hj Nining Ciamis, Ki Aan Citiis, Ustad Cecep Cilogak, Abu Fatih Maenpo Sukapura, Ki Sanca, Manggala Garuda Putih dll. 

Senentara Asda 3 kab Tasik, dlm kata sambutanya nenyampaikan bahwa Adanya komunitas Budaya merupakan Aset yg sangat besar dlm pengembangan Wisata Daerah Tasikmalaya Di Pasca Covid ini. Sehingga para tokoh Budaya agar tetap bisa memelihara Nilai2 Seni Budaya Warisan leluhur.

Paramitha Rusadhy pun memberikan statmenya ketika diwawancarai awak Pers ;  Mengapresiasi setinggi2nnya thd Acara Maulid Nabi di Padepakan Pajajaran, sbg Acara Religius Keagamaan yg dikemas dg Nuansa Budaya, Agar Acara semacam ini dilakukan oleh comunitas2 Budaya lainya sehingga terjalin Persatuan dan Kesatuan antara Tokoh Budaya dan Agama.


Hal tsb Sejalan dgn apa yg disampaikan Abah Anton dan Uyut Sani wijaya. 



Dlm kata Penutupnya Anton Charliyan  yg juga Mantan Kapolwil Priangan tahun 2009 tsb , menegaskan bahwa kita semua Harus bisa menteladani ajaran Rosullullah, dan Orang Sunda khususnya harus mampu menjadi Yg terdepan dlm menteladani ajaran-ajaran Rosul tersebut, yg disebut sebagai Sunah Rosul,  karena  sudah menjadi darah daging orang Sunda & Nusantara,  sehingga menjadi Satu Budaya yg melekat pada masyarakat Sunda Nusantara, sehingga jika manusia Sunda tidak bisa menjadi yg terdepan , artinya termasuk kedalam golongan orang sunda yg belum Faham dan mengerti Budaya Sunda itu sendiri, Yg sudah terbukti dgn jelas,  bahwa Budaya Sunda & Nusantara Selaras dgn Budaya Islam bahkan selaras dg budaya2 Agama Samawi yg lainnya.


#Asep Sunandar|Asep dhalank