Padahal beberapa bulan lalu aksi night riding maupun sunmori sempat mereda lantaran pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kembali maraknya aksi kebut-kebutan di jalur Jl. Raya Cijapati hingga perbatasan Garut itu membuat masyarakat geram dan terganggu dengan kegiatan sunmori tersebut.
Carsono, SH menjelaskan bahwa, dalam pembubaran itu, dilakukan dengan cara-cara humanis, dimana Personil Polsek memberikan pemahaman dan imbauan kepada panitia penyelenggara dan seluruh peserta komonitas yang hadir di lokasi.
“Personil memberikan teguran dan pembinaan kepada para peserta, semua pulang kerumah masing-masing,” jelasnya.
Sementara itu pihak kepolisian bakal bergerak dengan melakukan razia kendaraan yang menggunakan knalpot bising dan tak dilengkapi surat kendaraan seperti STNK dan SIM.
Kapolsek Cikancung Akp Carsono, SH mengatakan operasi tersebut dilaksanakan sebagai upaya antisipasi kedatangan bikers yang hendak Sunday Morning Ride (Sunmori) dan Night Riding.
“Sasaran operasi ini kendaraan knalpot bising dan yang tidak dilengkapi surat-suratnya, misalnya STNK dan SIM mati. Tidak ada toleransi untuk yang berknalpot bising karena kita berangkat dari keluhan masyarakat,” tuturnya.
Carsono mengatakan Cijapati memang jadi langganan biker yang melakukan Night Riding dan Sunmori. Mereka akan berkumpul terlebih dahulu diSeputaran SPBU Al-Masoem Ciluluk lalu melanjutkan perjalanan ke area Cijapati yang berbatasan dengan Garut.
“Cijapati ini memang jadi sasaran Sunmori. Diketahui ada tempat wisata Taman Zandea dan Lawang Vinus Cijapati yang jadi titik kumpul mereka. Kami koordinasi dengan Kapolsek Kadungora Garut juga untuk mengurangi kerumunan,” terang Carsono.
Night riding sendiri biasanya dilakukan para bikers pada Minggu pada pukul 08.00 S/d 11.00 hingga menjelang Dzuhur.
“Kita laksanakan operasinya di akhir pekan karena mereka ke wilayah Cijapati itu pasti di weekend hari Minggu ” pungkas Kapolsek Cikancung Akp Carsono, SH.
(Taupik)